Jokowi Geleng-geleng Lihat Kali Kecil Mampet  

Reporter

Editor

Zed abidien

Senin, 18 November 2013 16:53 WIB

Personel TNI AD melakukan aksi bersih-bersih Sungai Ciliwung dikawasan Manggarai, Jakarta, (14/8). Sebanyak 10 ribu personel gabungan TNI AD, Pemprov DKI Jakarta dan Ormas dikerahkan untuk membersihkan Sungai Ciliwung. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tampak pusing setelah mendapati usaha mengentaskan banjir di Jakarta masih terhambat banyak kendala. Dengan tatapan menerawang, dia menggeleng-gelengkan kepala. Soalnya, banyak saluran penghubung berupa kali kecil di Jakarta mampet.

"Coba, ada 884 saluran penghubung dan semuanya mampet. Mau dibagaimanakan?" katanya setelah makan siang bersama wartawan di rumah dinasnya di Taman Suropati, Jakarta Pusat, Senin, 18 November 2013.

Usaha mengeruk saluran-saluran itu juga terkendala oleh rapatnya permukiman yang mengelilingi kali. Oleh sebab itu, alat-alat berat seperti eskavator tidak bisa masuk ke area kali. Sampah yang berhasil dikeruk pun sulit dibawa keluar.

Kondisi itu salah satunya terjadi di Kali Nipah, Pulo Raya, di Jakarta Selatan. Lokasi kali itu persis bersebelahan dengan kampung deret Petogogan yang sedang dibangun.

"Aliran airnya bahkan paling hanya 10 sentimeter, bagaimana tidak banjir," ujar gubernur yang akrab disapa Jokowi itu.

Oleh sebab itu, Jokowi tak yakin banjir bakal bisa segera diatasi dari Ibu Kota. "Kalau gerimis saja sih enggak banjir, tapi kalau hujan ekstrem ya mau bagaimana?" kata dia.

Normalisasi sungai, menurut dia, baru bisa berjalan lancar jika warga yang bermukim di atas dan tepi kali sudah direlokasi. Urusan teknis seperti pembelian alat berat dan pengerukan bukanlah perkara sulit. "Membeli alatnya itu gampang, tapi gimana mau memakainya kalau jalan masuknya terhalang rumah?" kata Jokowi.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Manggas Rudy Siahaan mengatakan kondisi itu juga terjadi di hampir seluruh saluran penghubung dan 18 saluran submakro yang ada di Jakarta. Seluruh kendalanya serupa, yaitu kali yang terhalang permukiman padat. Akhirnya, kali pun tak bisa dikeruk. "Sekarang di Petogogan alat sudah bisa masuk, tetapi di tempat lain belum," katanya.

Untungnya, program kampung deret membawa berkah bagi normalisasi saluran air. Sebagian rumah sudah dirobohkan sehingga alat berat bisa masuk ke area kali. Sebagian WC umum yang begitu saja dibangun di atas kali juga ikut diratakan. "Mumpung warga minta kalinya dibersihkan, sekalian saja ikut kami robohkan bangunan-bangunan yang memenuhi kali," ujar Jokowi sambil terkekeh.

Normalisasi saluran air yang lain terpaksa harus menunggu rampungnya rumah susun sederhana sewa yang sedang dibangun pemerintah. Soalnya kali baru bisa dikeruk setelah warga direlokasi dan bangunan mereka dirubuhkan.

ANGGRITA DESYANI

Baca juga:
Upah Kota Bekasi Beda Tipis dengan Jakarta
Katulampa Siaga Empat, Jakarta Waspada
Dana Rp 905 Juta untuk Atasi Hewan Liar di Jakarta
Diduga Perkosa Anak Kandung, Sopir Taksi Dibekuk

Berita terkait

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

30 menit lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

4 jam lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

5 jam lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

7 jam lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

8 jam lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

9 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

9 jam lalu

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

Prabowo Subianto berkeinginan membuat klub kepresidenan atau presidential club

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

9 jam lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

12 jam lalu

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

Masa jabatan kepala desa akhirnya diperpanjang dari 6 tahun menjadi 8 tahun. Beleid gres itu tertuang dalam UU Desa yang diteken Jokowi.

Baca Selengkapnya

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

13 jam lalu

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Prabowo ingin menjaga silaturahmi kebangsaan dan menjadi teladan lewat presidential club.

Baca Selengkapnya