Pekerja membuat sumur resapan di kawasan Kuningan, Jakarta, (12/11). Pembuatan 2000 sumur resapan bertujuan agar air hujan lebih cepat diserap tanah sehingga Jakarta terhindar dari banjir. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta mengimbau pemilik gedung, apartemen, dan kaveling usaha agar tidak melimpaskan air ke jalan. "Mereka harus punya kebijakan zero runoff," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Manggas Rudi Siahaan di kantornya, Senin, 18 November 2013.
Dengan menerapkan kebijakan zero runoff, menurut Manggas, artinya setiap gedung harus dilengkapi sumur resapan dan water trap. Water trap adalah lubang air yang terletak di perbatasan antara kaveling dan jalan. Air yang turun dari kaveling gedung dijebak masuk ke dalam saluran yang berujung ke drainase, sehingga tak menggenangi jalan. "Ini sudah banyak diterapkan di SPBU-SPBU," ujarnya.
Namun banyak gedung di kawasan perkantoran seperti Kuningan, Sudirman, dan Setiabudi, kata Manggas, yang belum mengaplikasikan kebijakan zero runoff. "Akibatnya, sekarang di Kuningan ada genangan," ujar dia.
Tidak hanya mengabaikan soal penyerapan air, beberapa perusahaan, kata Manggas, juga sering menanam kabel di saluran air. Penanaman kabel itu bertentangan dengan prinsip kebijakan antisipasi banjir. "Di setiap saluran kondisinya seperti itu. Karena ada kabel, air yang harusnya mengalir jadi tertahan," ujar ia.
Karena itu, dia meminta jangan ada pihak yang memperburuk dampak banjir di Ibu Kota dengan cara menanam kabel 1-3 meter di dalam tanah.
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
58 hari lalu
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.