TKI Sektor Paling Rawan Jelang AEC

Reporter

Editor

Pruwanto

Minggu, 1 Desember 2013 03:13 WIB

TEMPO.CO, BANDUNG - Menteri Perindustrian Mohamad Suleman Hidayat mengatakan tenaga kerja akan menjadi sektor paling rawan bagi Indonesia menjelang penyelenggaraan ASEAN Economic Community (AEC) yang akan berlangsung kurang dari dua tahun lagi. "Yang rawan buat kita untuk AEC adalah tenaga kerja," katanya saat menghadiri Forum Bisnis Akselerasi Ekonomi Jawa Barat di Bandung, Sabtu, 29 November 2013.

Menurut dia, permasalahan yang sering ditemui adalah banyak tenaga kerja yang terampil tapi tidak memiliki sertifikat kompetensi. Hidayat menilai jika tidak memiliki sertifikat itu, buruh yang sebenarnya memenuhi syarat tersebut tidak akan diberi label kompeten dan akhirnya akan kalah saing oleh tenaga kerja asing lain.

"Semua buruh harus ada sertifikasi kompetensi. Kalau tidak nanti kompetitor tenaga kerja dari negara ASEAN lain berbondong-bondong datang ke Indonesia. Waktu kita tinggal dua tahun lagi jadi kalau tidak disiapkan dari sekarang, tenaga kerja Indonesia tidak akan siap bersaing," katanya.

Staf Ahli Bidang Sumber Daya Industri dan Teknologi Kementerian Perindustrian, Dyah Winarni Poedjiwati, mengatakan ada 12 sektor yang akan diprioritaskan untuk diintegrasikan dalam AEC. Dua belas sektor tersebut terdiri atas 7 sektor barang dan 5 sektor jasa. Tujuh sektor barang tersebut antara lain industri agro, industri perikanan dan produk perikanan, industri tekstil, furnitur, makanan dan minuman, logam dasar, serta baja dan besi. Sementara itu, 5 sektor jasa yang akan berintegrasi dalam AEC adalah layanan jasa, turisme, perjalanan udara, layanan logistik, dan elektronik.

Dyah menilai jika sektor industri ini sudah berintegrasi, tenaga kerja Indonesia harus berhadapan langsung dengan tenaga kerja asing dari negara-negara ASEAN lain. Menurut dia, standarisasi harus segera dilakukan untuk menjaga daya saing tenaga kerja. "Harus distandarisasi agar skilled labour kita bisa mencapai level ASEAN. Tenaga kerja pada sektor lain juga harus kita bentengi," katanya.

Ekonom Forum Ekonomi Jawa Barat, Ina Primiana, mengatakan pengusaha harus terlebih dahulu memperbaiki hubungan dengan buruh. Hal ini, kata dia, untuk meminimalisasi sengketa atau demonstrasi yang sering terjadi di Indonesia. Menurut dia, konflik internal jangan sampai menghambat persaingan Indonesia dengan negara ASEAN lain.

"Kalau hubungan antara pengusaha dan pekerja tidak harmonis, bagaimana bisa produktif. Ini tidak bisa diserahkan hanya pada pengusaha dan pekerja. Pemerintah sebagai regulator harus turut campur dan menyiapkan agar iklim usaha kondusif," katanya.

ANANDA TERESIA

Berita terkait

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

5 hari lalu

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengakui kontribusi Presiden Jokowi, baik bagi Indonesia maupun kawasan.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

10 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

10 hari lalu

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

Retno Marsudi di antaranya menghadiri ASEAN Future Forum di Vietnam sebagai platform tukar pandangan dan ide mengenai masa depan ASEAN

Baca Selengkapnya

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

10 hari lalu

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

PT Pupuk Indonesia memperluas jaringan ke tingkat ASEAN.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

15 hari lalu

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

TEMPO, Jakarta- Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak pemimpin ASEAN untuk mengambil sikap tegas dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang mengikat demi mengatasi pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut.

Baca Selengkapnya

ASEAN dan Australia Memperingati 50 Tahun Kemitraan

18 hari lalu

ASEAN dan Australia Memperingati 50 Tahun Kemitraan

ASEAN dan Australia memperingati 50 tahun pertemuan pertama antara Sekretaris Jenderal ASEAN dan para pejabat Australia pada 16 April

Baca Selengkapnya

IPB Universitas Terbaik Ke-3 di ASEAN Versi AppliedHe, Kalahkan 77 Pesaing Termasuk UI dan ITB

25 hari lalu

IPB Universitas Terbaik Ke-3 di ASEAN Versi AppliedHe, Kalahkan 77 Pesaing Termasuk UI dan ITB

AppliedHe menempatkan IPB sebagai universitas terbaik ke-3 se-Asia Tenggara. Mengalahkan UI dan ITB di level lokal.

Baca Selengkapnya

Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

28 hari lalu

Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

Mantan menlu Australia Julie Bishop ditunjuk sebagai utusan pribadi Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk Myanmar.

Baca Selengkapnya

Profil Negeri Laos yang Memegang Estafet Keketuaan ASEAN 2024

29 hari lalu

Profil Negeri Laos yang Memegang Estafet Keketuaan ASEAN 2024

Ditujukan untuk memberikan bantuan teknis kepada para official Kementerian Keuangan Laos dalam mempersiapkan agenda gelaran pertemuan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

30 hari lalu

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting

Baca Selengkapnya