TEMPO.CO, Jakarta - Hujan deras yang mengguyur Ibu Kota dikabarkan telah menyebabkan tanggul Waduk Pluit jebol. Isu ini merebak cukup cepat lantaran genangan air masuk ke permukiman warga di Muara Karang, Selasa, 3 Desember 2013. Bahkan isu ini sampai juga ke kantor Balai Kota Jakarta.
Camat Penjaringan, Rusdiyanto, buru-buru membantah rumor itu. "Enggak ada tanggul yang jebol," katanya. Air yang menggenangi permukiman Muara Karang, kata dia, bukan berasal dari Waduk Luit melainkan air pasang. "Tadi pagi memang ada rob."
Rusdi mengatakan, rob masuk ke Kali Asin dan airnya merembes lewat tanggul yang tengah diperbaiki. Apalagi pada saat bersamaan hujan deras mengguyur Jakarta. Akibatnya, ketinggian air di Kali Asin mencapai 225 sentimeter dan meluap ke permukiman.
Tanggul Muara Karang sedang dalam proses perbaikan sejak Agustus lalu. Lapisan tanggul, yang sebelumnya hanya di kisaran 2 meter, ditinggikan menjadi 4 meter. Penambahan tanggul itu menggunakan lapisan sheet pile untuk menahan rob. "Jadi, ada tanggul yang masih dalam pengerjaan. Tanggul yang lama enggak bisa menahan limpasan air, jadinya air masuk," ujar Rusdi.
Untuk mengatasi limpasan air, Suku Dinas PU Tata Air sudah membuat tanggul darurat. Namun tetap saja ada air yang lolos dan menggenangi permukiman, dan ketinggian genangan hanya sebatas mata kaki orang dewasa.
Secara terpisah, Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Utara, Wagiman, mengatakan perbaikan tanggul itu satu paket dengan perbaikan tanggul Muara Baru. Tanggul yang memiliki panjang 180 meter di sisi barat, 100 meter di sisi timur, dan tinggi 4 meter ini ditargetkan selesai dibangun pada 15 Desember 2013.
"Untuk yang tanggul Muara Baru itu sudah selesai. Sementara itu, untuk Tanggul Muara Karang sedang dalam pengerjaan," ujarnya.