Sejumlah pengendara menerobos palang pintu kereta api yang telah menutup di tempat terjadinya lokasi tabrakan antara KRL Commuter Line Serpong-Tanah Abang dan truk tangki BBM Pertamina pada di perlintasan Ulujami, Jakarta, Rabu (11/12). TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Situasi lalu lintas di perlintasan kereta di Jalan Bintaro Permai, Pesanggarahan, Jakarta Selatan, kembali "normal", yakni semrawut. Tak berbekas di antara sejumlah pengendara yang menyerobot perlintasan itu tentang tragedi kecelakaan yang menewaskan tujuh orang dan melukai puluhan lainnya pada Senin, 9 Desember 2013.
Saat itu truk pengangkut bahan bakar minyak diduga menyerobot palang yang mulai menutup dan terhenti tepat di atas rel. Akibatnya, truk dihantam kereta Commuterline yang sedang melaju dari arah Serpong menuju Kebayoran. Ledakan hebat terjadi.
"Cuma dua hari pertama sejak kecelakaan dan banyak polisi saja tertib. Sekarang begini (semrawut) lagi," ujar Narti, 38 tahun, warga setempat, Jumat, 13 Desember 2013.
Dia melukiskan para penyerobot yang kebanyakan pengendara sepeda motor. "Kalau kereta lewat lagi cepat, repot mereka," ujarnya.
Hingga Jumat petang, hanya terlihat petugas penjaga perlintasan yang kewalahan mengendalikan arus para penyerobot setiap kali kereta akan melintas. Tak tampak petugas polisi yang sebelumnya merencanakan datang kembali untuk melakukan reka ulang untuk kedua kalinya. (Baca: Polisi Kaji 2 Sebab Truk Berhenti di Atas Rel).
Penyidik rencananya akan memeriksa mekanisme kerja palang pintu--melibatkan petugas Daerah Operasional I Jakarta PT Kereta Api Indonesia. "Peran Daop penting untuk memperoleh titik terang," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto.