Warga menyapa gubenur DKI Jakarta Joko Widodo usai berolahraga di hari bebas kendaraan bermotor di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (8/12). Gubenur DKI Jakarta Jokowi disela-sela kesibukannya menyempatkan berolahraga dan menyapa warga yang beraktivitas di kawasan tersebut . TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Mulai tahun depan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo punya terobosan baru dalam hal blusukan. Bahkan, gaya baru ini wajib diikuti oleh seluruh kepala dinas, camat, dan wali kota.
"Setiap hari Jumat mulai Januari 2014, saya mau blusukan naik sepeda dari kantor Wali Kota," kata Jokowi di sebuah kedai kopi di bilangan Sabang, Jakarta Pusat, Jumat, 20 Desember 2013. Menurut Jokowi, semua jajaran satuan perangkat kerja harus ikut agar tahu kondisi di lapangan.
Kenapa naik sepeda? Menurut Jokowi, jika mengendarai sepeda, daya jelajah blusukan lebih luas. "Bisa masuk-masuk ke gang-gang sempit jadi lebih tahu kondisi kawasan kumuh di Jakarta," ujar mantan Wali Kota Solo ini.
Blusukan menggunakan sepeda juga punya kelebihan lain, yakni bisa berinteraksi secara langsung dengan masyarakat. Jika menggunakan mobil, daya jelajahnya terbatas dan repot jika harus berhenti.
Permasalahan yang dipotret pun akan lebih detail. Ketika naik sepeda, dia bisa sambil melihat-lihat lingkungan sekitar. "Misal ada kali mampet, bisa langsung dilihat pakai mata secara langsung," ujarnya.
Sasaran blusukan bersepeda, Jokowi menuturkan, adalah kampung-kampung kumuh yang ada di Jakarta. Menurut data Badan Pusat Statistik, ada 416 RW kumuh yang tersebar di Ibu Kota. "Jika sering turun ke sana, maka akan terlihat akar masalahnya," ujar dia.