Jokowi Diprotes Ibu-Ibu Saat Diskusi

Reporter

Selasa, 24 Desember 2013 03:59 WIB

Warga menyapa gubenur DKI Jakarta Joko Widodo usai berolahraga di hari bebas kendaraan bermotor di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (8/12). Gubenur DKI Jakarta Jokowi disela-sela kesibukannya menyempatkan berolahraga dan menyapa warga yang beraktivitas di kawasan tersebut . TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menjadi salah satu pembicara dalam 'Diskusi Membangun Pelayanan Publik yang Profesional dan Antikorupsi' di kantor Kementerian Hukum dan HAM di Rasuna Said, Jakarta Selatan. Dia mengisi diskusi bersama Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin, Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan, dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada Senin, 23 Desember 2013.

Awalnya, Jokowi memamerkan sejumlah program di Jakarta, seperti Kartu Jakarta Sehat, Kartu Jakarta Pintar, serta pembelian alat berat dengan sistem e-katalog yang lebih efisien. Topik itu sudah sering dia ulang saat menjadi pembicara.

Suasana baru berubah hangat saat masuk ke sesi tanya jawab. Sulastri, salah seorang peserta diskusi, menyarankan agar Jokowi membagi anggarannya ke daerah yang lebih tertinggal. Menurut wanita paruh baya itu, semua permasalahan di Jakarta bersumber dari tingginya urbanisasi ke Jakarta.

"Jadi, daripada membangun proyek mahal seperti MRT lebih baik uangnya diberikan saja untuk membangun daerah lain," kata Sulastri yang mengenakan batik dan kerudung hijau.

Menjawab protes itu, Jokowi mengakui bahwa urbanisasi memang merupakan salah satu masalah utama di Jakarta. Padatnya penduduk yang datang dari daerah di sekitar Jakarta memang menjadi sumber utama berbagai persoalan di Jakarta, seperti permukiman liar.

Tetapi, dia tak mau disalahkan karena pembangunan ekonomi yang terpusat di Jakarta. Menurut Jokowi, Pemerintah Pusat yang seharusnya bertanggung jawab memeratakan pembangunan. "Kesenjangan (perekonomian Jakarta dengan daerah lain) memang sangat tinggi, tetapi itu bukan tanggung jawab DKI melainkan tanggung jawab pusat," katanya.

Menurut Jokowi, 65 persen uang di Indonesia berputar di Jakarta. Investor pun lebih banyak menanamkan modalnya di Jakarta. Oleh sebab itu, tak heran jika kemudian semua orang berbondong-bondong mengadu nasib di ibu kota. "Seharusnya, pemerintah pusat juga mendorong perputaran uang ke daerah lain," ujar Jokowi.

ANGGRITA DESYANI

Terpopuler
PGI Nilai Yudhoyono Melanggar Konstitusi

Soal Wagub DKI, Tri Risma: Mendampingi Siapa?

Jilbab Polwan, Din Tuding Kapolri Permainkan Agama

Gantikan Atut, Rano Karno Hadiri Acara Demokrat

Orang Dekat Anas Diincar Pengacara SBY

Berita terkait

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

51 menit lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

3 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

13 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

14 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

15 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

19 jam lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

20 jam lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

23 jam lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

23 jam lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

1 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya