Petugas bea cukai serta Direktorat narokoba mabes polri menunjukan dua tersangka penyelundupan narkoba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, (4/10). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Narkotika Nasional (BNN) memastikan kini sudah ada sedikitnya 25 jenis narkoba baru, dari tujuh kelompok narkotik berbeda, beredar di Indonesia. Zat-zat pembius ini dengan cepat mendapat komunitas pemakai di kalangan menengah ke atas, karena disebut-sebut berkhasiat membuat raga lebih bugar dan menciptakan rasa senang yang tak mudah hilang.
Jaringan peredaran metilon dan puluhan jenis narkoba baru ini ternyata merentang jauh. Sebagian besar datang dari Cina dan Eropa, lalu masuk ke berbagai kota besar dan kecil di Nusantara lewat dua gerbang: Batam dan Jakarta.
Jalur penyelundupan pertama datang dari Cina dan Hong Kong. Dari sana, narkoba diangkut dengan kapal laut menuju Thailand. Begitu masuk kawasan Asia Tenggara, pil-pil haram ini dibawa lewat jalur darat menggunakan mobil boks menuju Malaysia, terus sampai pelabuhan Johor Bahru.
Dari sanalah, narkoba diselundupkan ke Batam dan Jakarta. Dari Batam, biasanya barang memabukkan bernilai jual tinggi ini langsung dibawa ke Medan. Di ibu kota Sumatera Utara ini, sudah ada seorang bandar yang mengatur penyebarannya ke Pekanbaru, Palembang, dan Lampung.
Sementara yang dari Eropa, biasanya masuk lewat kapal pengangkut kontainer. Ribuan pil metilon ini disembunyikan di antara barang-barang impor lain dalam satu kontainer. Begitu masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, kontainer dijemput oleh penyelundupnya, lalu disebarkan ke Semarang, Bandung, dan Surabaya. Pasokan untuk Bali dan Nusa Tenggara Barat biasanya dikirim dari Surabaya.