TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengunjungi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu, 8 Januari 2014. Pertemuan dengan jajaran petinggi PBNU, termasuk Ketua Umum Said Aqil Siradj dan Bendahara Umum Bina Suhendra, tersebut berlangsung tertutup selama 20 menit. Wartawan juga tak diperkenankan masuk.
Menurut Bendahara Umum Bina Suhendra, mereka membicarakan rencana penyelenggaraan Musyawarah Nasional NU di Jakarta. "Rencananya, Mei kami akan mengadakan Munas, jadi ingin bertemu Pak Jokowi sebagai tuan rumah," ujar Bina, kemarin. Namun, canda seputar kemungkinan Jokowi maju sebagai presiden juga terlontar dari NU. "Biasanya yang membuka Munas itu presiden," katanya.
Mendengar hal itu, Jokowi buru-buru menimpali. "Tapi ini saya sebagai tuan rumah, lho. Ya, ndak ada hubungannya sama isu nyapres," katanya. (Baca: Jokowi Senyum-senyum Dipanggil Calon Presiden )
Menurutnya, kunjungan Jokowi tersebut merupakan balasan atas kunjungan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj ke Balai Kota DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Jokowi tiba sekitar pukul 11.25 WIB dengan didampingi Kepala Biro Kepala Daerah dan Luar Negeri, Heru Budi Hartono. Mereka disambut oleh Ketua PBNU Said Aqil Siradj dan petinggi-petinggi PBNU.
Jokowi mengatakan mulanya PBNU yang akan datang ke Balai Kota untuk memberitahukan rencana penyelenggaraan Munas. "Tapi, kan, bertemu dengan kiai dan para tetua, sayalah yang sepantasnya datang ke sini," ujar Jokowi seraya tersenyum.
Setelah rapat singkat itu, Jokowi kemudian diajak melihat-lihat ruangan bernama Pojok Gusdur yang terletak di lantai dasar. Ruangan itu khusus digunakan untuk menampung buku-buku koleksi almarhum Gus Dur setelah dia mangkat.
Jokowi juga mencoba duduk di kursi mendiang Gus Dur. Setelah itu ada celetukan yang muncul dari kerumunan pengurus PBNU. "Wah, duduk di kursi Gus Dur siapa tahu ketularan jadi presiden," kata salah seorang pengurus PBNU. (Baca: Jokowi Duduki Kursi Gus Dur, Siapa Tahu Ketularan)
ANGGRITA DESYANI
Berita Lainnya:
KPK Tak Ambil Pusing Ulah Anas Urbaningrum
Dipanggil KPK, Anas Telepon Ibunya
Pengacara SBY Akui Biasa Dibayar US$ 500 Per Jam
Jubir PPI Bersedia Minta Maaf ke Denny Indrayana
Jubir PPI Minta Maaf ke Denny Indrayana
PlayStation 4 Resmi Meluncur di Indonesia