Seorang wanita meninggalkan rumahnya di kawasan Kampung Pulo, Jakarta, (17/1). Ratusan warga yang mengungsi tersebut dikarenakan akan adanya banjir kiriman yang telah ditetapkan ketinggian di Pintu air Katulampa sudah mencapai level Siaga II. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Korban meninggal akibat banjir di DKI Jakarta bertambah menjadi sembilan orang. Dua warga Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, ditemukan meninggal pada Senin pagi, 20 Januari 2014.
Korban meninggal pertama bernama Abdul Azis, 42 tahun, warga RT 07 RW 03. Namun berdasarkan kartu identitasnya, korban bernama Thio Hok Lim. "Korban sudah meninggal di atas air yang masuk ke rumahnya," kata Kepala Kepolisian Sektor Jatinegara Komisaris Suminto, Senin, 20 Januari 2014.
Menurut Suminto, Abdul Azis diduga meninggal karena penyakit epilepsi. Banjir yang menggenangi rumah korban selama tiga hari ini membuat penyakitnya kambuh. "Dari informasi yang kami dapat, korban punya penyakit epilepsi sejak kecil, tapi tiga hari ini sering kambuh," ujarnya.
Korban kedua bernama, Kosim bin Mastur, 65 tahun, warga RT 09 RW 03. Suminto menjelaskan, korban diduga meninggal setelah terseret derasnya arus Sungai Ciliwung saat korban buang air. Korban terseret arus pada pukul 05.00. Jenazahnya baru ditemukan sekitar pukul 09.00 tadi oleh tim SAR Brimob dan Kostrad.
Saat ini, kedua jenazah korban disemayamkan di tenda pengungsian Kampung Pulo. Jenazah Kosim berada di tenda Brimob, Jalan Jatinegara Barat.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI mencatat ada sebanyak tujuh orang yang meninggal akibat banjir. Tiga di antaranya adalah warga Jakarta Timur. Banjir paling parah terjadi di Kampung Pulo, Kampung Melayu. Ketinggian air sempat mencapai 5 meter. Namun, saat ini air sudah mulai surut sekitar 3,5 meter.
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
58 hari lalu
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.