Seorang petugas saat melintasi bus TransJakarta gandeng bekas dari Cina di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarata, Rabu (4/12). 60 unit dari Cina, sisanya dirakit di dalam negeri, di Malang, Jawa Timur dari 310 pemesanan. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Banjir yang merendam Ibu Kota selama beberapa waktu terakhir ikut berimbas pada operasional bus Transjakarta. Kepala Badan Layanan Umum Transjakarta, Pargaolan Butar-Butar, mengatakan banjir yang terjadi sangat berpengaruh pada tingkat keterisian penumpang di tiap bus yang dioperasikan. “Kira-kira penumpang berkurang sekitar 30 persen,” katanya kepada Tempo, Jumat, 31 Januari 2014.
Pargaolan mengatakan banjir yang merendam di berbagai penjuru kota membuat operasional bus juga terganggu. Hampir seluruh koridor bus tidak bisa melayani penumpang sesuai dengan rute yang biasa dilalui. Sejumlah koridor bahkan sempat tidak beroperasi karena jalan yang dilalui terendam banjir. “Praktis hanya koridor I (Blok M-Kota) saja yang bisa beroperasi normal seperti biasa,” kata dia.
Koridor lain yang juga selamat dari banjir adalah koridor 4 (Pulo Gadung-Dukuh Atas 2), koridor 6 (Ragunan-Dukuh Atas 2), dan koridor 7 (Kampung Rambutan-Kampung Melayu). Namun, rute-rute itu juga terjebak pada kemacetan yang cukup parah.
Sedangkan koridor yang paling terpengaruh dari banjir adalah koridor 2 (Pulo Gadung-Harmoni) yang tidak bisa beroperasi penuh karena sejumlah ruas yang dilalui terendam banjir. Begitu pun dengan koridor 3 (Kalideres-Harmoni) yang beroperasi setengah hari karena banjir di kawasan Jalan Daan Mogot. (Baca: Banjir, Rute 7 Koridor Transjakarta Dialihkan)
Sedangkan koridor 8 (Lebak Bulus-Harmoni) tidak bisa melayani seluruh halte karena banjir yang merendam kawasan Kedoya Selatan, tepatnya di depan Green Garden. Bus koridor itu pun terpaksa melintasi jalan tol agar tetap bisa melayani penumpang. “Begitu pun dari Kampung Melayu ke Ancol (koridor 5), cuma sampai halte Senen karena banjir di Gunung Sahari sampai Ancol,” kata dia.
Akibat tidak beroperasi secara penuh, Pargaolan mengatakan terjadi penurunan penumpang sekitar 30 persen dari hari normal. Artinya, Transjakarta cuma mengangkut sekitar 259 ribu penumpang. Bahkan, saat banjir pertengahan Januari 2014 lalu, penurunan penumpang mencapai 50 persen atau hampir setengahnya menjadi hanya 185 ribu orang.
“Padahal, kalau hari kerja kami biasanya melayani sekitar 370 ribu penumpang dan akhir pekan atau hari libur biasanya 310 ribu orang,” ujar dia.