TransJakarta meledak di Stasiun Pengisian Bahan bakar Gas (SPBG) Pinang Ranti, Jakarta (20/10). TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Bus Transjakarta kembali jadi sorotan. Sejumlah bus yang baru datang dikeluhkan dan diduga merupakan bus bekas. (Baca: Busway Baru Jokowi dari Cina Barang Bekas?)
Tidak hanya kali ini pengadaan bus Transjakarta dilakukan dengan serampangan. Hal yang sama pernah terjadi pada pengadaan bus Transjakarta pada 2010.
Investigasi majalah Tempo pada September 2012 lalu menemukan fakta buruknya kualitas tabung gas Transjakarta itu yang menjadi penyebab utama ledakan bus Transjakarta. Tempo kala itu menemukan bukti bahwa material tabung memiliki sifat keuletan di bawah spesifikasi teknis yang ditetapkan pabrikan.
Berdasarkan uji komposisi kimia diketahui bahwa komposisi karbon pada tabung berada di bawah standar yang ditetapkan pabrikan. Produsen asal Korea Selatan, NK Co Ltd, menetapkan spesifikasi karbon pada tabung 0,25-0,38 persen. Kenyataannya, komposisi karbon baik pada sampel tabung yang pecah maupun yang utuh masih di bawah kisaran angka itu. Rendahnya komposisi karbon mempengaruhi tingkat kekuatan material tabung.
Hasil uji tarik juga membuktikan persentase regangan (elongation) material tabung di bawah standar yang ditetapkan produsen. Hasil pengujian baik pada sampel tabung utuh maupun pecah menunjukkan persentase regangan 10-12 persen, sementara spesifikasi teknis untuk regangan yang ditetapkan NK tidak boleh di bawah 14 persen. Kedua hal itu menyebabkan tabung mudah retak atau pecah.