Pusat Belanja Bermunculan, Jalur Kebayoran-Ciledug Makin Macet
Reporter
Editor
Kamis, 17 Februari 2005 14:05 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Kemacetan lalu lintas di jalur Kebayoran Lama-Ciledug makin parah. Jarak yang pada jam sepi bisa ditempuh 15 menit, pada jam sibuk harus dilewati selama 1,5 jam. Munculnya pusat-pusat belanja baru menjadi salah satu penyebab kemacetan.Sebelumnya, titik macet paling parah di jalur itu hanya di sekitar Pasar Cipulir. Pelebaran jalan yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tak mengatasi kemacetan itu. Pasalnya, pelebaran hanya dilakukan persis di depan Pasar Cipulir dan ITC Cipulir Mas. Setelah lewat jembatan Cipulir, jalan ke arah Ciledug kembali mengalami penyempitan. Setiap hari, ratusan kendaraan tertahan di situ.Kini, titik macet yang cukup parah bertambah di kawasan Kreo, persisnya di perpotongan jalan menuju Cipadu. Keberadaan sebuah supermal yang tidak disertai jalur khusus untuk kendaraan keluar masuk makin memperparah kemacetan. Ke depan, lalu lintas di jalur itu diperkirakan lebih macet. Pasalnya, di sepanjang jalur banyak rencana pembangunan pusat belanja dan kompleks rumah toko baru. Menanggapi fakta ini, Dafyar Eliadi, Kantor Penanaman Modal dan Perizinan Kotamadya Tangerang berjanji lebih selektif dalam mengeluarkan izin. Menurut Dafyar, kemacetan mestinya tak terjadi jika pengembang pusat belanja menaati ketentuan tentang analisis dampak lalu lintas. "Kami hanya mengeluarkan izin usaha jika semua perizinan dari instansi lain sudah dipenuhi," kata Dafyar. Ketua Tangerang Government Watch (TGW), Tony Wismantoro, mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga bertanggung jawab mengurangi kemacetan di jalur Kebayoran-Ciledug. Alasannya, kemacetan makin parah karena peningkatan jumlah kendaraan dan penumpang pulang-pergi Ciledug-Jakarta. Karena Jakarta tak menyediakan perumahan murah, dari hari ke hari makin banyak saja warga Jakarta yang membeli rumah di kawasan Ciledug. Pemerintah kedua wilayah, menurut Tony, harus bekerja sama membangun infrastruktur di jalur ini. "Misalnya, dengan membangun jalan layang bersama," ujar Tony. Ayu Cipta-Tempo