Suasana di Stadion Lebak Bulus, Jakarta (9/1). Kemenpora menyatakan pembongkaran Stadion Lebak Bulus untuk pembangunan dipo mass rapid transit (MRT) tidak memerlukan izin pemerintah pusat karena stadion itu merupakan aset milik daerah dan akan dilakukan proses lelang untuk menentukan pelaksana pembongkaran stadion tersebut. TEMPO/Seto Wardhana.
TEMPO.CO, Jakarta - Sudah hampir dua bulan tak ada aktivitas di Stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Sejak akhir Januari 2014, kegiatan operasional di stadion ini telah diberhentikan. Alasannya, stadion ini siap digusur demi kepentingan pembangunan depo proyek Mass Rapid Transit.
Kepengurusan stadion telah dibubarkan. Kantor pengelola yang biasanya ramai akhir pekan, kini sepi. "Ya dari Januari, sudah nggak boleh ada pertandingan (sepak bola) di sini, jadi nggak perlu stand by di sini," ujar Rahman, salah satu mantan pengurus Stadion Lebak Bulus yang ditemui Tempo, Sabtu, 29 Maret 2014.
Harusnya, tak lama dari penghentian operasional, stadion akan segera dirobohkan. Namun, hingga Maret ini, hal itu tak kunjung dilakukan. "Karena katanya nanti mau dilelang besinya," ujar Rahman. Hal tersebut langsung digarap oleh pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Padahal kami berharap dilibatkan juga, kan selama ini kami yang mengurus," ujarnya. Dengan penutupan stadion saja, Rahmand sudah merasa sedih. Namun, ia lebih sedih ketika tahu para pengurus terancam tak kebagian sepeser pun dari hasil pembongkaran stadion tersebut.
Stadion Lebak Bulus itu kini masih berdiri megah. Mantan markas Persija Jakarta di Liga Super Indonesia itu kini lebih tampak sebagai bangunan terbengkalai. Rumput hijau masih terbentang di tengah stadion, tribune-tribune penonton masih berdiri megah.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama awal tahun lalu menegaskan pembongkaran stadion dan terminal Lebak Bulus adalah hal yang mutlak dilakukan. "Mesti bongkar, Lebak Bulus kan nggak bisa minjem. Itu untuk uji coba nyetel dan ngatur gerbong yang datang," ujarnya. Namun izin pembongkaran tersebut harus terlebih dulu dikoordinasikan dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Selain itu, Basuki juga menyatakan bila pembongkaran stadion dan terminal akan melalui proses lelang. Hal itu diakuinya masih dalam proses pembicaraan. Proses lelang menurutnya dilakukan karena akan memberikan keuntungan bagi pemilik lahan dan bangunan tersebut. "Pembongkaran nanti pasti menghasilkan banyak sekali besi tua. Kalau dijual, kita untung. Peran pemenang lelang nanti membongkar sekaligus membeli besi dan aset lain di sana," ujarnya.