Kisah Sukses Kepsek Amerika Hadapi Siswa Urakan

Reporter

Minggu, 6 April 2014 06:39 WIB

Sejumlah pelajar terlibat tawuran antar sekolah di jalan raya RE. Martadinata, Jakarta, (27/11). TEMPO/Tri Handiyatno

TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 1.000 guru dan kepala sekolah mendapat pelatihan tentang pendidikan berbasis kepemimpinan pada Sabtu, 5 April 2014. Mereka mengikuti seminar tentang metode mengajar yang menitikberatkan pada pengembangan kepribadian anak yang diselenggarakan Yayasan Tunas Mulia Adi Perkasa.

Para peserta seminar bertajuk "Creating Leadership Culture" itu mendapat tamu istimewa, yaitu Muriel Summers, Kepala Sekolah Dasar A.B. Comb, North Carolina. Dia mendapat predikat kepala sekolah terbaik karena berhasil memimpin sekolah yang hampir ditutup itu menjadi sekolah unggulan.

Summers mengatakan keberhasilan itu diraih setelah sekolahnya menerapkan metode pengajaran yang berbeda. Ketimbang berfokus meningkatkan nilai anak, para guru menanamkan tanggung jawab dan manfaat belajar kepada siswa. "Hasilnya, anak belajar lebih gembira dan nilai mereka ikut meningkat," katanya.

Kunci keberhasilan metode ini adalah pendekatan guru kepada siswa. Guru, kata dia, tak boleh menghakimi siswa. Summers kemudian berbagi pengalaman mengajar seorang anak bernama Jason Stines yang dicap sebagai siswa bermasalah. Siswa itu masuk ke SD A.B. Comb ketika menginjak kelas 5.

Dari awal datang, penampilan Jason sudah terlihat urakan dengan celana hipster dan rambut yang acak-acakan. "Dia mengucapkan kata-kata yang tak pantas dan kasar, tapi kemudian saya bilang, di sekolah ini kita tidak bicara kasar," kata Summers. "Anak ini sudah tujuh kali pindah sekolah."

Sebulan pertama, Jason memang masih sering membuat onar, tetapi sekolah sudah meminta agar siswa lain membantu Jason. Beberapa bulan kemudian, Jason mulai memiliki teman. "Nilainya yang dulu hanya terdiri dari D dan F juga meningkat menjadi B," katanya.

Bertahun-tahun kemudian, Jason lulus dari sekolah menengah atas dengan nilai yang bagus. Dia bahkan mendapat beasiswa penuh di Universitas South Carolina karena berprestasi di bidang olahraga. "Hal yang paling membanggakan bagi sekolah kami bukanlah penghargaan, tapi keberhasilan kami mengarahkan anak-anak seperti Jason," kata Summers.

Hal lain yang tak kalah penting adalah menanamkan manfaat belajar kepada anak. Summers menyarankan agar guru menggunakan cita-cita mereka untuk mengajak anak belajar. "Misalnya, anak harus belajar matematika jika ingin menjadi insinyur, dokter, presiden, atau menteri. Soalnya semua membutuhkan kemampuan berlogika," kata Summers. "Dengan begitu, anak bukan hanya mengejar nilai akademis tanpa tahu apa manfaatnya."

Seorang peserta seminar, Asnaleli dari SDN Tanjung Barat 07, mengaku terkesan dengan metode mengajar itu. Dia mengakui selama ini guru amat terbebani dengan target prestasi akademis anak, terutama di sekolah negeri. "Kalau mau meningkatkan mutu pendidikan memang harus dari hal yang paling dasar seperti ini," katanya. (Baca juga: 5 SD DKI Jadi Pilot Project Pendidikan Pemimpin)

ANGGRITA DESYANI



Terpopuler
Ahok: Blusukan ke Masyarakat Tiru Metode Yesus

KPK: Status Rano Karno Tergantung Vonis Wawan

Ditawari Suap, Ahok Diancam Istri

Siapa Pengusaha RI yang Saweran dengan Bill Gates?

Ahok Kesal Orang Kaya Protes Pajak Naik

Berita terkait

4 Prodi dengan Kuota Terbesar di PPG Prajabatan 2024

3 hari lalu

4 Prodi dengan Kuota Terbesar di PPG Prajabatan 2024

Apa saja prodi dengan kuota terbesar di PPG Prajabatan?

Baca Selengkapnya

Pendaftaran PPG Prajabatan 2024 Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftarnya

22 hari lalu

Pendaftaran PPG Prajabatan 2024 Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftarnya

PPG Prajabatan merupakan salah satu program prioritas Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk memenuhi kebutuhan guru.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Laptop Huawei Matebook D14, Guru Bicara Ekskul Pramuka

26 hari lalu

Top 3 Tekno: Laptop Huawei Matebook D14, Guru Bicara Ekskul Pramuka

Selain spesifikasi laptop Huawei Matebook D14 terbaru dan 5 catatan para guru atas polemik ekskul Pramuka, ada juga soal ledakan amunisi kedaluwarsa.

Baca Selengkapnya

Samsung Tingkatkan Kompetensi Digital Guru dan Dosen melalui Samsung Innovation Campus

33 hari lalu

Samsung Tingkatkan Kompetensi Digital Guru dan Dosen melalui Samsung Innovation Campus

Samsung menggelar program Teachers Training bagi guru dan dosen dalam program Samsung Innovation Campus (SIC) Batch 5 2023/2024.

Baca Selengkapnya

Seleksi ASN 2024, Kemendikbudristek Buka Formasi 419.146 Guru PPPK

45 hari lalu

Seleksi ASN 2024, Kemendikbudristek Buka Formasi 419.146 Guru PPPK

Seleksi PPPK tersebut diperuntukkan untuk guru di sekolah negeri.

Baca Selengkapnya

Mau Dijadikan Sumber Pembiayaan Makan Siang Gratis, Apa Fungsi Utama Dana BOS?

56 hari lalu

Mau Dijadikan Sumber Pembiayaan Makan Siang Gratis, Apa Fungsi Utama Dana BOS?

Perhimpunan Pendidikan dan Guru menolak jika makan siang gratis menggunakan dana BOS

Baca Selengkapnya

Beda Respons PGRI Soal Makan Siang Gratis Pakai Dana Bos: yang Penting Ada Uangnya

56 hari lalu

Beda Respons PGRI Soal Makan Siang Gratis Pakai Dana Bos: yang Penting Ada Uangnya

PGRI menilai, tidak ada yang perlu dipersoalkan mengenai pembiayaan program makan siang dan susu gratis yang menggunakan dana BOS.

Baca Selengkapnya

Marak Kasus Bullying, Jokowi kepada Guru: Jangan Sampai Ada Siswa Ketakutan di Sekolah

56 hari lalu

Marak Kasus Bullying, Jokowi kepada Guru: Jangan Sampai Ada Siswa Ketakutan di Sekolah

Presiden Joko Widodo menunjukkan perhatiannya atas perundungan (bullying) yang terjadi di sekolah-sekolah.

Baca Selengkapnya

Respons Program Makan Siang Gratis, FSGI Singgung Teori Shang Yang, Apa Maksudnya?

56 hari lalu

Respons Program Makan Siang Gratis, FSGI Singgung Teori Shang Yang, Apa Maksudnya?

FSGI merespons program makan siang gratis dengan menyinggung teori Shang Yang. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Reaksi Para Guru Soal Makan Siang Gratis akan Gunakan Dana BOS

56 hari lalu

Reaksi Para Guru Soal Makan Siang Gratis akan Gunakan Dana BOS

Menurut FSGI, penggunaan dana Bos untuk makan siang gratis menunjukkan pemerintah gagal memahami tujuan kebijakan itu.

Baca Selengkapnya