Metode Grafologi untuk Tes Ijin Penggunaan Senjata Api
Reporter
Editor
Sabtu, 26 Februari 2005 07:21 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Metode tes baru mengenai ijin penggunaan senjata api sudah diterapkan. Namanya metode grafologi, sebuah metode mendekati kemiripan untuk menggambarkan lebih komprehensif keadaan diri seseorang. "Uji cobanya sudah dilakukan kepada (para) Kapolsek (Kepala Kepolisian Sektor)," ujar Kepala Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya Inspektur Jenderal Polisi. Firman Gani kepada wartawan. Firman yang didampingi Kabid Humas Kombes Pol. Tjiptono, mengaku tes tersebut akan diwajibkan kepada seluruh anggota kepolisian di lingkungannya. "Kalau tidak lulus tes, akan kita tarik (senjatanya)," ujar Firman. Dengan banyaknya kasus penembakan akhir-akhir ini baik yang dilakukan oleh aparat kepolisian maupun masyarakat umum, Polda Metro Jaya memang bertekad untuk melakukan pengembangan prosedur pemilikan dan penggunaan senjata api. Metode ini ditujukan kepada pihak-pihak yang akan memperbaharui ijin dan baru mengambil ijin penggunaan senjata. "Kalau itu sudah selesai, kita akan adakan pemanggilan-pemanggilan terhadap pemegang senjata api, baik di internal maupun eksternal kepolisian," kata Firman. Dalam kesempatan ramah tamah dengan wartawan tersebut, Firman juga mengundang ahli metode baru tersebut, Sapta Dwikardana. Sapta memaparkan bahwa metode yang digunakannya akan melengkapi metode yang selama ini sudah diterapkan, psikotest. Metode yang menurutnya sudah banyak digunakan di negara maju seperti Amerika ini adalah grafologi. "(grafologi) ini saya anggap mendekati kemiripan untuk menggambarkan lebih komprehensif keadaan diri seseorang," kata Sapta menjelaskan.Dengan melihat tulisan tangan seseorang, minimal sebanyak 20 baris, dapat diketahui kepribadian seseorang saat tes dilakukan dan di masa datang, kecenderungan seseorang, termasuk bila berada di bawah tekanan. "Kecenderungannya untuk melakukan perilaku menyimpang, membunuh, kekerasan seksual, dan lainnya," papar Sapta. Seperti disampaikan oleh Sapta, grafologi tersebut ternyata tidak hanya bermanfaat untuk mengetahui kecenderungan seseorang yang berkaitan dengan ijin penggunaan senjata api. Dalam tes yang dilakukannya terhadap sekitar 85 anggota polisi di lingkungan Polda Metro Jaya, Sapta mengaku dapat melihat kecenderungan seseorang untuk melakukan korupsi, misalnya. Untuk itu Firman mengatakan dalam jangka panjang, hasil dari tes tersebut juga akan digunakan sebagai dasar pembenahan-pembenahan personel, termasuk kebijakan mutasi. Contohnya tes yang sudah dilaksanakan oleh para kapolsek. Selain untuk mengetahui kecenderungan emosionalnya, juga untuk mengetahui apakah kapolsek tersebut mampu menempati posisi tersebut dan cocok ditempatkan di wilayahnya. "Dari tes tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan treatment khusus," kata Firman.Indriani Dyah S-Tempo
Bamsoet: Perikhsa Siap Gelar 'Deffensive Shooting' pada Juli
8 hari lalu
Bamsoet: Perikhsa Siap Gelar 'Deffensive Shooting' pada Juli
Sebelum lomba digelar, peserta akan dibekali pengetahuan tentang teknik menembak, teknik bergerak, hingga teknik mengisi ulang peluru (reload magazine).