TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berencana melaporkan Jakarta International School (JIS) ke Kepolisian. Persoalan mencuat setelah terjadi penyerangan seksual terhadap seorang siswa taman kanak-kanak di sekolah itu.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Lydia Freyani Hawadi mengatakan laporan itu akan dilakukan pada Senin, 21 April 2014. "JIS sudah melakukan tindak pidana," katanya pada saat dihubungi pada Ahad, 20 April 2014.
Menurut dia, JIS melanggar Pasal 71 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sekolah bertaraf internasional itu tak memiliki izin membuka sekolah taman kanak-kanak.
Beleid itu pun mengatur penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan tanpa izin pemerintah atau pemerintah daerah. Dalam aturan tersebut, Lydia menjelaskan, sekolah yang tak berizin terancam dipidana paling lama 10 tahun penjara dan denda paling banyak Rp 1 miliar. (Baca: Efek Domino Pelecehan di TK JIS bagi Sekolah Lain)
Lydia sebelumnya mengatakan bahwa JIS belum melengkapi beberapa data, seperti nama pendidik, latar belakang pendidikan, kepemilikan kartu izin tinggal terbatas, dan profil mereka. "Kami juga akan minta mereka untuk menutup sementara sekolah," katanya.
Pihak JIS sampai saat ini belum dapat dimintai konfirmasi. Meskipun telah dihubungi via telepon, e-mail, bahkan didatangi, sekolah itu tetap menolak memberikan jawaban. Terakhir, Kepala Sekolah JIS Tim Carr menyatakan turut prihatin atas kejadian yang menimpa siswanya. Ia berjanji akan bekerja sama dengan Kemendikbud dalam menangani kasus ini. (Baca: Konsultan JIS Curhat Citra Sekolah Terpuruk)
"Fokus utama kami adalah untuk kesejahteraan siswa dan keluarganya, serta keamanan dan keselamatan dari komunitas sekolah," ujar Carr di kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu, 16 April 2014. Setelah memberikan pernyataan, Carr yang ditemani sejumlah perwakilan sekolah langsung kabur. Tidak satu pun pertanyaan wartawan yang ditanggapinya.
