Populasi Anjing Liar Menyulitkan Pencegahan Rabies
Reporter
Editor
Kamis, 10 Maret 2005 16:39 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Populasi anjing dan kucing liar di kawasan Jakarta Utara sulit terdeteksi. Pasalnya, tenaga penangkap tidak sebanding dengan jumlah hewan yang berkeliaran.Lantaran itu, Pemerintah Kota Madya Jakarta Utara kesulitan memberi vaksi pada hewan tersebut. Pada tahun ini, sekitar 6.000 yang hendak divaksin petugas kesehatan hewan Kota Madya Jakarta Utara.Menurut Kepala Seksi Kesehatan Hewan Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan, drh. V. Aswinbrastuti, populasi anjing kurang lebih 6.000 ekor."Ini yang menjadi target vaksinasi kami," katanya, Kamis (10/3). Aswinbrastuti menjelaskan, jumlah tersebut berdasarkan laporan dari RT/RW saat diadakan vaksinasi hewan buas. Sedangkan populasi kucing liar, belum diperoleh data lengkap. ?Untuk kucing mungkin lebih dari 6.000 ekor," ujarnya.Gerakan vaksinasi ini dilakukan saban tahun dalam rangka antisipasi penularan penyakit rabies di wilayah Jakarta Utara. ?Meski daerah Jakarta Utara sudah bebas rabies, tetapi hal ini harus terus dilakukan untuk pencegahan,? katanya. Dia menambahkan, populasi yang terdata, anjing khususnya, tidak banyak berubah dari waktu ke waktu. Namun, ada kenaikan dan penurunan populasi dibeberapa tempat. Daerah Cilincing, misalnya, terjadi peningkatan populasi anjing.Kepala Seksi Pengawasan dan Penertiban Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Tony Setijono menimpali, penangkapan penular rabies dilakukan sebulan sekali. Tahun ini ditargetkan 100 anjing liar yang ditangkap. Target ini kecil lantaran jumlah tenaga yang minim.Pada 2004 lalu, pihaknya menangkap 75 anjing liar dan 384 kucing liar. Penangkapan untuk kucing liar ini cukup banyak pada saat permintaan dari berbagai pihak seperti Taman Hiburan Ancol. Dian Yuliastuti-Tempo