TEMPO.CO, Jakarta - Satuan Polisi Pamong Praja Jakarta Pusat terus menyisir sejumlah kawasan untuk menertibkan atribut kampanye. Penertiban ini dilakukan karena sejak Minggu, 6 Juni 2014, pemilihan umum presiden sudah memasuki masa tenang. "Kami maksimalkan penertiban pada Sabtu kemarin," kata Yadi Rusmayadi, Kepala Satpol PP Jakarta Pusat, kepada Tempo, Senin, 7 Juni 2014.
Dari pantauan Tempo pada Senin, hampir seluruh jalan protokol di wilayah Jakarta Pusat sudah bersih dari atribut kampanye. Di sepanjang Jalan M.H. Thamrin dan Sudirman, sudah tidak terlihat baliho, spanduk, maupun poster para calon presiden dan wakilnya. Hal yang sama juga terlihat di wilayah Gambir, sekitar Monas, hingga Harmoni. Namun, di beberapa titik, seperti kawasan Menteng, Cikini, Senen, dan Tanah Abang, masih terlihat sisa-sisa tempelan poster di tembok bangunan ataupun fasilitas umum seperti jembatan penyeberangan.
Alat peraga kampanye yang terlihat masih terpasang secara mencolok kebanyakan berada di posko-posko pemenangan calon presiden. Di Jalan Teuku Cik Ditiro, Menteng, misalnya, terdapat dua rumah yang dijadikan posko tim Jokowi-JK. Spanduk dan banner kampanye pasangan ini masih terpasang di pagar posko tersebut.
Dari operasi penertiban sepanjang akhir pekan lalu, kata Yadi, petugas Satpol PP Jakarta Pusat sudah berhasil mengumpulkan sekitar 8.500 alat peraga kampanye. "Macam-macam, ada spanduk, baliho, banner, sampai poster-poster," kata Yadi. Saat ini seluruh alat peraga itu disimpan di gudang Satpol PP. "Masih menunggu keputusan panitia pengawas pemilu, apa nanti semuanya dibuang atau dikembalikan ke tim sukses masing-masing pasangan."
Meski begitu, Yadi mengakui masih ada beberapa lokasi yang belum sepenuhnya steril. "Untuk kawasan padat penduduk seperti Johar, masih ada bendera partai atau spanduk, tapi jumlahnya sedikit," katanya. Yang pasti, kata dia, untuk jalan protokol sudah 90 persen bersih. "Petugas juga masih terus melakukan penyisiran sampai menjelang pemilu lusa."
PRAGA UTAMA
Topik terhangat:
Jokowi-Kalla | Prabowo-Hatta | Piala Dunia 2014 | Tragedi JIS
Berita terpopuler lainnya:
Lurah Susan 'Mengurung Diri' Sampai 9 Juli
Prabowo 'Nyerah' di Daerah-daerah Ini
Dihalangi Mencoblos, Ratusan TKI Hongkong Marah
Berita terkait
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang
27 Desember 2021
Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.
Baca SelengkapnyaDPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.
Baca SelengkapnyaSetya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019
27 Maret 2017
Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.
Baca SelengkapnyaGagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019
22 Maret 2017
Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini
Baca SelengkapnyaTiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses
16 Januari 2017
RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?
10 September 2015
Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.
Baca SelengkapnyaJokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri
28 Oktober 2014
Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi
13 Oktober 2014
Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.
Baca SelengkapnyaFahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR
9 Oktober 2014
"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata
Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari
langsung menjadi lewat MPR.
Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi
30 September 2014
Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.
Baca Selengkapnya