Pendemo yang tergabung dalam massa FPI dan FBB meneriakkan slogan saat melakukan aksi menolak Ahok jadi Gubernur DKi di depan kantor DPRD DKI Jakarta, 24 September 2014. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 200 pengunjuk rasa dari Front Pembela Islam (FPI), Gerakan Pembela Umat Rasulullah, dan Laskar Pembela Islam melempari polisi dengan kotoran kerbau yang dibungkus dengan kantong plastik hitam. Kotoran hewan itu dilemparkan saat terjadi bentrok dengan petugas di depan gedung DPD Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat 3 Oktober 2014.
Awalnya, para pengunjuk rasa meneriakkan penolakan jika Basuki Tjahaja Purnama menggantikan Joko Widodo menjadi Gubernur DKI. Tiba-tiba, sejumlah demonstran merangsek masuk ke gedung DPR. (Baca: Blak-blakan Erwin Arnada tentang Satu Ormas Islam)
Mereka juga melempari petugas dengan batu. Akibatnya, empat polisi terluka. Mereka adalah Brigadir Dua Dede Miftah, Brigadir Dua Fatta, Brigadir Dua Disman, dan Brigadir Dua Fauzi Amaluddin. Keempatnya mengalami luka di kepala. "Kami belum siap, belum pakai peralatan, sudah dilempari batu," tutur Dede. (Baca: LBH Jakarta: Unjuk Rasa FPI Melanggar Hukum)
Polisi kemudian membalas dengan gas air mata ke arah massa. Dari situ, para pengunjuk rasa malah semakin brutal. Mereka melempari petugas dengan botol kaca dan kotoran kerbau yang sudah dimasukkan ke dalam kantong plastik hitam. (Baca juga: Polisi: Demonstran Anti-Ahok Sengaja Bikin Rusuh)
Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Unggung Cahyono menduga pendemo sudah berniat rusuh. Niat itu tampak dari barang bukti yang disita petugas berupa pedang dan kotoran kerbau. "Saya perintahkan koordinator demo untuk menyerahkan diri," ujar Unggung.