Sebuah mobil ringsek akibat tertimpa jasad pria yang jatuh dari gedung menara Bank Central Asia (BCA), Jakarta, 7 Oktober 2014. Seorang pria yang jatuh dari lantai 56 tersebut diduga bunuh diri. Tempo/M. Iqbal Ichsan
TEMPO.CO, Jakarta - Surya Whardana, relasi bisnis pelaku bunuh diri Sulaiman, menuturkan bisnis rekannya itu sedang merosot. Penyebabnya adalah persaingan bisnis yang semakin ketat. (Baca: Pria Bunuh Diri Lompat dari Menara BCA)
"Saya enggak tahu penyebab yang pasti. Almarhum terkenal religius, positif, suka menasihati yang baik-baik," katanya di area ruang jenazah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Selasa, 7 Oktober 2014.
Sulaiman sebelumnya dikabarkan sering tertipu rekan bisnisnya. Hal ini diungkap Edi Santoso, sahabat Sulaiman sejak di bangku sekolah dasar. Seperti meminjamkan uang tapi tidak kembali. "Kalau tertipu, itu wajar, ya. Namanya juga pebisnis," ujar Surya lirih. (Berita lain: Lompat dari Menara BCA, Tubuh Pria Ini Berceceran)
Sulaiman merupakan pengusaha label barcode. Surya mengaku hubungan bisnisnya dengan pengusaha berdarah Tionghoa itu sangat baik. Pria 40 tahun itu mencontohkan bahwa dirinya menjadi pelanggan tetap Sulaiman. "Dalam satu tahun, omset dia dari saya lebih dari 10 ribu dolar," ujar Surya.
Surya mengaku heran mendapat kenyataan bahwa Sulaiman bunuh diri. "Enggak menyangka. Beliau orang yang sangat baik," tuturnya.
Sore kemarin, Sulaiman terjun dari Lantai 56 Menara BCA, Thamrin, Jakarta Pusat. Kepalanya pecah dan anggota tubuhnya berserakan. Kini, jasadnya diotopsi di RSCM, Jakarta Pusat.