Rusunawa Depok Tak Laik Huni  

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Senin, 13 Oktober 2014 14:36 WIB

TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Depok - Sebanyak 49 kepala keluarga sudah menempati rumah susun sewa sederhana (rusunawa) Kota Depok sejak awal 2012, lalu. Namun, rusunawa di Jalan Banjaran Pucung, Kelurahan Cilangkap, Tapos, Depok, itu belum laik huni. "Kendala yang paling berat adalah masalah akses penghuni. Di sini tidak ada transportasi umum," kata petugas UPT Rusunawa Depok, Aris Wijayanto, saat ditemui di rusunawa tersebut, Senin, 13 Oktober 2014. Itu pula yang menjadi alasan Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail batal meresmikan hunian itu pada 2013.

Rusunawa itu berdiri di atas tanah seluas 1 hektare dengan tiga menara yang masing-masing terdiri atas bangunan empat lantai. Tiap menara memiliki 96 kamar. Dari tiga menara itu hanya satu yang berpenghuni. Dua menara lainnya mangkrak sejak 2007 lalu, kini lebih mirip bangunan tua.

Kondisi di menara yang berpenghuni juga memprihatinkan. Lantai empat bangunan itu tidak berpenghuni karena platfon rusak dan bocor parah. "Lantai empat belum bisa dipakai karena bocor dan plafonnya hancur," kata Aris. (baca juga: Banyuwangi Bangun Rusunawa Senilai Rp 25 Miliar)

Pantauan Tempo, rusunawa tersebut berada sekitar dua kilometer dari Jalan Raya Bogor. Tidak ada transportasi umum yang melintas di jalan selebar dua meter di depan bangunan itu. Selain tidak ada jalur transportasi, rusunawa itu juga minim penerangan jalan umum, fasilitas air, serta perawatan bangunan.

Buruknya bangunan dan tidak adanya akses transportasi umum membuat warga enggan tinggal di sana. Alfian Daman, 45 tahun, penghuni rusunawa, mengatakan tiap bulan ia harus mengeluarkan biaya Rp 300 ribu hanya untuk biaya ojek dari rusunawa menuju Jalan Raya Bogor. (baca juga: Besok Diresmikan, Rusunawa Daan Mogot Belum Rampung)

Wakil Ketua II DPRD Kota Depok Suparyono mengatakan akan menyampaikan persoalan itu ke pemerintah Depok. "Pasti akan ditindaklanjuti," katanya. Namun, Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok Gandara Budiana mengatakan pembuatan jalur angkot ke rusunawa sulit dilakukan sebab akses di kawasan sepi penumpang. Ia justru melemparkan persoalan pada keberadaan para ojek sepeda motor di sana. "Tidak bisa sembarangan karena banyak tukang ojek. Kalau dipaksakan akan terjadi keributan," katanya.

ILHAM TIRTA



Topik terhangat:
Mayang Australia
| Koalisi Jokowi-JK | Kabinet Jokowi | Pilkada oleh DPRD

Berita terpopuler lainnya:
Di Yogya, Zuckerberg Coba Facebook di Pos Ronda

Pengganti Ahok Mantan Koruptor, Ini Kata Gerindra

Video Penganiayaan Murid SD di Bukittinggi Beredar

Di Yogya, Bos Facebook Selfie Bareng Ibu-ibu


Advertising
Advertising

Berita terkait

Kementerian PUPR: Progres Rusun ASN di IKN Rata-rata Capai 40 Persen

2 hari lalu

Kementerian PUPR: Progres Rusun ASN di IKN Rata-rata Capai 40 Persen

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan progres pembangunan rumah susun (Rusun) ASN di di IKN rata-rata capai 40 persen.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

3 hari lalu

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi mengatakan pembangunan rumah susun dapat mengatasi daerah kumuh di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Polisi Tetapkan Ketua Kampung Bayam Furqon Sebagai Tersangka

20 hari lalu

Polisi Tetapkan Ketua Kampung Bayam Furqon Sebagai Tersangka

Jakpro melaporkan Ketua Kelompok Tani Kampung Bayam Furqon dengan tuduhan pencurian, perusakan, dan penempatan rumah susun tanpa izin.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ekonom Kritisi Pemerintah yang Kambinghitamkan Harga Beras Akibat El Nino, Beras di Era Jokowi Termahal Sepanjang Sejarah

27 Februari 2024

Terkini: Ekonom Kritisi Pemerintah yang Kambinghitamkan Harga Beras Akibat El Nino, Beras di Era Jokowi Termahal Sepanjang Sejarah

IDEAS menilai terdapat tendensi dari banyak pejabat pemerintah untuk menganggap wajar tingginya harga beras saat ini dengan alasan faktor El Nino.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Program Sehari Tanpa Nasi di Depok, Belasan Siswa Pingsan 12 Tahun Lalu

11 Februari 2024

Kilas Balik Program Sehari Tanpa Nasi di Depok, Belasan Siswa Pingsan 12 Tahun Lalu

Acara pemecahan rekor MURI sehari tanpa nasi di Depok melibatkan puluhan ribu orang. Belasan siswa pingsan karena lemas

Baca Selengkapnya

Alasan Warga Eks Kampung Bayam Tolak Opsi Rusun Heru Budi, Bukan karena Tarif Sewa

28 Januari 2024

Alasan Warga Eks Kampung Bayam Tolak Opsi Rusun Heru Budi, Bukan karena Tarif Sewa

Warga eks Kampung Bayam kelompok Furkon menyatakan sudah buat kesepakatan tarif sewa di HPPO JIS Rp 600 ribu per bulan.

Baca Selengkapnya

Warga Kampung Bayam Sepakat Tolak Rencana Heru Budi Bangun Rusun Baru di Tanjung Priok

27 Januari 2024

Warga Kampung Bayam Sepakat Tolak Rencana Heru Budi Bangun Rusun Baru di Tanjung Priok

Warga eks Kampung Bayam yang tergabung dalam kelompok tani binaan maupun PWKB sepakat menolak solusi dari Heru Budi Hartono.

Baca Selengkapnya

Heru Budi Siapkan Rusun di Nagrak, Pasar Rumput, dan Tanah Pasir untuk Warga Eks Kampung Bayam

26 Januari 2024

Heru Budi Siapkan Rusun di Nagrak, Pasar Rumput, dan Tanah Pasir untuk Warga Eks Kampung Bayam

Solusi itu, kata Heru Budi, muncul setelah pihaknya mendengar aspirasi baik masyarakat maupun PT Jakarta Propertindo selaku pemilik bangunan.

Baca Selengkapnya

Akses Jalan Rusun Diberi Pita Garis Kuning, Warga Eks Kampung Bayam Tak Diberi Akses Lagi

24 Januari 2024

Akses Jalan Rusun Diberi Pita Garis Kuning, Warga Eks Kampung Bayam Tak Diberi Akses Lagi

Kelompok Petani Kampung Bayam Madani (KPKBM) yang merupakan Warga eks Kampung Bayam mengaku tak diberi akses keluar masuk ke Kampung Susun Bayam.

Baca Selengkapnya

Top 3 Metro: Jakpro Sebut Semua Warga Jakarta Bisa Tinggal di Rusun JIS, Iklan Anies di Videotron yang Hilang Kini Muncul di LED Truck

22 Januari 2024

Top 3 Metro: Jakpro Sebut Semua Warga Jakarta Bisa Tinggal di Rusun JIS, Iklan Anies di Videotron yang Hilang Kini Muncul di LED Truck

Dirut Jakpro sebut fungsi rusun, yang sempat disebut Kampung Susun Bayam itu, sebagai hunian untuk pekerja Jakarta International Stadium (JIS).

Baca Selengkapnya