Warga melintasi banjir di Perumahan Bumi Nasio Indah, Kawasan Jatiasih,Bekasi Kamis (18/4). Tempo/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, menyiapkan 156 kendaraan pengangkut sampah mengantisipasi penumpukan sampah pascabanjir di wilayahnya. "Sampah pascabanjir biasanya menumpuk," kata Kepala Dinas Kebersihan Kota Bekasi, Abdillah, Ahad, 23 November 2014.
Abdillah mengatakan sampah banjir biasanya berupa sampah rumah tangga dan sampah ranting pepohonan. Bahkan, kalau banjir besar, perlengkapan rumah tangga yang rusak kerap dibuang oleh pemiliknya, seperti kasur dan bantal.
Menurut dia, sampah-sampah tersebut muncul seiring dengan meluapnya kali-kali dekat permukiman warga. Sampah itu kemudian terbawa air dan masuk ke lingkungan yang terkena dampak banjir. "Ketika banjir sudah surut menyisakan sampah," ujar dia.
Sampah akan dievakuasi menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Sumurbatu di Kecamatan Bantargebang. Petugas akan bekerja maksimal, karena mengantisipasi penumpukan sampah di lingkungan hidup masyarakat. "Truk akan beroperasi dua kali dalam sehari," ujar Abdillah.
Pada hari biasa, kata dia, volume sampah di Kota Bekasi mencapai 1.500 ton. Diperkirakan, pada saat banjir volumenya meningkat, karena tertambahi sampah-sampah dari saluran air. "Bisa di atas 10 persen," kata Abdillah.
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
58 hari lalu
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.