Gubenur DKI Jakarta tandingan Ahok veris Front Pembela Islam (FPI), Fahrurrozi Ishaq saat akan menggelar konferensi pers di kediamannya di Jakarta, 3 Desember 2014. Rozi mengajak masyarakat untuk lakukan revolusi akhlak bukan revolusi mental, dan menjadikan Jakarta sebagai Ibukota yang agamais. TEMPO/Dasaril Roszandi.
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta versi Front Pembela Islam, Fahrurrozi Ishaq, mengaku memiliki hubungan erat dengan mantan wakil presiden Hamzah Haz. Kedekatan itu terjalin karena dia aktif berorganisasi di Partai Persatuan Pembangunan sebagai Wakil Ketua Majelis Syariat sejak 1999. "Saya menjadi penasihat Hamzah Haz saat dia menjadi Wakil Presiden," kata Fahrurrozi di Jalan Percetakan Negara, Jakarta, Kamis, 4 Desember 2014. (Baca: Jadi Gubernur FPI, Berapa Gaji Fahrurrozi?)
Menurut Fahrurrozi, mantan Ketua Umum PPP itu meminta bertemu dengannya setelah terpilih sebagai wakil presiden mendampingi Megawati Soekarnoputri. Dia mengaku tahu persis peristiwa politik pascareformasi itu karena Hamzah Haz bersaing dengan Akbar Tandjung. "Saya diminta menjadi penasihat spiritual dan keagamaan untuk wakil presiden," ujarnya. (Baca: Fahrurrozi Gubernur FPI Tiru Moto Jokowi)
Sebagai penasihat wapres, tutur Fahrurrozi, dia diberi fasilitas di Istana Wapres. Fasilitas itu antara lain ruangan khusus di Istana yang menjadi tempat konsultasi. Bahkan, kata Fahrurrozi, dia punya akses khusus ke Istana Wapres. "Saya juga dapat insentif dari Hamzah Haz yang dia rogoh dari koceknya sendiri," ujarnya.
Nama Fahrurrozi mencuat setelah jadi gubernur yang dipilih oleh kelompok yang menamakan diri Presidium Penyelamat Jakarta. Dia enggan disebut sebagai gubernur tandingan. Dia mengklaim dirinya adalah gubernur yang sah karena dipilih rakyat. "Pelantikan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tak sah karena melanggar konstitusi," katanya. Sayangnya, dia enggan mengurai beleid mana yang dilanggar saat pelantikan Ahok.