Kuman E-coly dan Vibrio Cholerae Penyebab Muntaber di Tangerang
Reporter
Editor
Kamis, 23 Juni 2005 11:01 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Kuman ecoly dan vibrio cholerae merupakan penyebab meluasnya penyakit muntaber yang mewabah di Kabupaten Tangerang. “Hasil ini berdasarkan pemeriksaan sample air makanan dan kotoran korban,” ujar Kepala Bidang Pemberantasan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, dr. Yuliah Iskandar, kepada Tempo, Kamis (23/6). Yuliah mengatakan, kedua kuman itu bersumber dari air dan lingkungan kotor disekitar warga. Kuman itu, kata Yulia, dibawa oleh binatang serangga seperti lalat hinggap di makanan yang dimakan oleh manusia atau oleh manusia sendiri karena tangan sebelumnya telah terinfeksi kuman dan tidak dibersihkan. “E-coly penyebab berak-berak dan vibrio cholerae penyebab muntah-muntah,” kata Yuliah. Menurut Yuliah, kedua contoh kuman yang didapat dari sample air makanan dan kotoran korban itu kini sedang diperiksa dan diteliti lebih lanjut dilaboratorium pusat kesehatan Jakarta dan pusat kesehatan Serang, Banten. “Kini kuman itu sedang dibiakkan dan membutuhkan waktu dua minggu untuk mengetahui secara persisnya,” kata dia. Selain itu, kata Yuiah, ada empat faktor yang menyebabkan terjadinya wabah muntaber dikabupaten Tangerang yaitu sanitasi lingkungan yang kotor dan tidak sehat penyumbang terbesar sebesar 45 persen. Perilaku penduduk yang tidak sehat atau perilaku hidup biasa sehat sebanyak 35 persen, pelayanan kesehatan sebanyak 15 persen, dan keturunan atau kepadatan penduduk sebanyak lima persen. Sementara itu, korban muntaber yang dirawat ditiga puskesmas sulit bertambah. Berdasarkan data yang dihumpun Tempo, hingga berita ini diturunkan di Puskesmas Pakuhaji jumlah korban 99 orang dirawat 13 orang, dikecamatan Sepatan jumlah korban 182 orang dirawat 33 orang, di Puskesmas Kedaung Barat jumlah korban yang kini dirawat 16 anak-anak mereka ditempatkan dirumah dinas dokter yang berada disamping Puskesmas Kedaung Barat. Sementara jumlah korban yang meninggal berdasarkan data resmi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang berjumlah 17 orang. Namun bersdasarkan pantauan Tempo dilapangan, jumlah korban yang meninggal tidak terdata karena tidak sempat dirawat di Puskesmas sejumlah delapan orang. joniansyah
Seratusan Korban Muntaber di Cigudeg Masih Dirawat
28 Agustus 2009
Seratusan Korban Muntaber di Cigudeg Masih Dirawat
Karena fasilitas yang terbatas, jika hendak ke kamar mandi, korban terpaksa harus menunggu bergiliran pasen lainnya. Sebab hanya ada satu kamar mandi yang bisa dipergunakan.
Empat balita di Desa Kandar, Kecamatan Selaru, meninggal dunia karena tidak dapat tertolong. Sedangkan di Desa Adaut, dari 30 orang yang terserang muntaber, empat balita meninggal dunia.
Setelah menyerang ratusan orang dalam sepekan terakhir, Dinas Kesehatan Kabupaten Sitobondo, Jawa Timur menetapkan status kejadian luar biasa muntaber di daerah ini. Sampai Senin (1/10) ini sedikitnya 247 orang di empat kecamatan terserang penyakit ini.
Pejabat Kepala Dinas Kesehatan Situbondo, dr Akhmad Khuznul menetapkan kabupaten itu berada dalam satatus Kondisi Luar Biasa (KLB) penyakit mutah dan berak (muntaber). Status ini ditetapkan setelah penyakit itu menyerang ratusan warga di 4 kecamatan dalam sepekan terakhir.
Hingga Kamis, 70 orang atau hampir 75 persen dari total pasien yang mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Cianjur merupakan pasien yang terkena muntaber.
Banten Desak Pemerintah Perjelas Wilayah Kepulauan Seribu
12 Juni 2006
Banten Desak Pemerintah Perjelas Wilayah Kepulauan Seribu
kalau pemerintah pusat hendak melakukan perbaikan tata ruang Ibu Kota Negara dengan cara merevisi Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Ibu Kota Negara, maka yang lebih tepat di revisi itu adalah Undang-undang Nomor 19 tahun 1992 tentang Tata Ruang Wilayah Nasional.