Pasien Wafat di Rumah Sakit, Akibat Malpraktek?

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Sabtu, 17 Januari 2015 13:18 WIB

Ilustrasi ruang Intensive Care Unit (ICU) pada rumah sakit. theprovince.com

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria berusia 51 tahun di Pondok Indah, Jakarta Selatan diduga menjadi korban malpraktek hingga meninggal dunia. Keluarga pria bernama Hisar Pandapotan Sitompul ini pun melaporkan dugaan tersebut ke Polda Metro Jaya.

Pengacara keluarga Hisar, Anthony Siagian mengatakan Hisar diduga meninggal karena ada kesalahan prosedur saat dia dirawat di Rumah Sakit Setia Mitra, Cilandak Jakarta Selatan. "Dia tidak segera ditangani saat harus menjalani HD (hemodialisa atau cuci darah akibat gagal ginjal," kata dia kepada Tempo Sabtu 17 Januari 2015. (Baca: Gagal Ginjal Jadi Talangan Terbanyak Jamkesmas)

Pasien masuk ke rumah sakit tersebut pada Ahad pagi 21 Desember 2014 lalu. Keluhannya adalah sesak napas sejak hari Sabtu. Pasien pun dimasukkan ke Instalasi Gawat Darurat dan berada di sana hingga siang hari. Di sana, pasien hanya mendapat pertolongan berupa pemberian lima ampul Furosemide untuk mengeluarkan cairan dari paru-parunya melalui air seni. "Namun pasien tak mengalami perubahan," kata dia.

Akhirnya, dokter jaga IGD yang tugas saat itu memindahkan pasien ke ruang rawat inap. "Kami duga itu atas intruksi dokter yang bertanggungjawab atas pasien," kata Anthony. Dokter yang dimaksud adalah Dokter Imam Effendi. (Baca: Kartu Jakarta Pintar Tahap II Dibagikan 12 April)

Menurut Anthony, jika melihat kondisi pasien yang masih sesak napas meski telah diberi obat, seharusnya pasien bisa langsung menjalani cuci darah agar cairan yang mengisi paru-parunya bisa ditarik. Karena, sejak bulan November 2014 lalu, pasien memang diwajibkan melakukan cuci darah satu minggu dua kali seumur hidup atas gagal ginjal yang dideritanya.

Namun, hingga malam harinya, dokter di rumah sakit tak memberi pertolongan lain selain menambahkan beberapa ampul Furosemide. Keluarga mempertanyakan apakah tidak bisa dilakukan cuci darah malam ini yang dijawab oleh dokter jaga yang memeriksa bahwa tidak bisa dilakukan. "Keluarga diminta menunggu kedatangan dokter yang bertanggungjawab besok pagi untuk tindakan selanjutnya," kata dia. Sepanjang malam itu, pasien tak bisa tidur karena sesak napas.

Keesokannya, dokter Imam memutuskan untuk melakukan cuci darah. Namun tindakan itu tak segera dilakukan dengan bermacam alasan. Sampai sekitar pukul 10.55 WIB Senin 22 Desember 2014, pasien dinyatakan meninggal tanpa sempat menjalani cuci darah. "Pasien meninggal karena paru-parunya tergenang cairan," kata Anthony.

Atas kejadian itu, keluarga merasa ada kelalaian dan pelanggaran disiplin dokter sampai menyebabkan pasien meninggal. Keluarga telah beraudiensi dengan pihak rumah sakit pada 8 Januari 2015 lalu namun rumah sakit merasa telah melakukan pertolongan sesuai prosedur. "Karenanya kami tempuh jalur hukum," katanya.

Kasus ini telah dilaporkan ke Polda Metro Jaya kemarin dengan dugaan pelanggaran Pasal 361 KUHP dan Pasal 51 dan 52 Undang-undang Kedokteran. "Kami melaporkan dokter Imam selaku dokter yang bertanggungjawab," kata Anthony.

NINIS CHAIRUNNISA

Baca berita lainnya:
Tunda Budi, Jokowi Hindari 3 Masalah Besar
Jokowi Pilih Budi Gunawan, Ahok: Orang Salah Paham

Abdee Slank Bicara Soal Artis dan Keputusan Jokowi

Jokowi Tunda Budi Gunawan, Ini Drama di Istana

Berita terkait

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

2 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

2 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

2 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

7 hari lalu

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

Meski dari kalangan bangsawan, keluarga Kartini ini kerap membantu masyarakat. Namun adik Kartini dipersekusi dan darak keliling kota hingga trauma.

Baca Selengkapnya

8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

20 hari lalu

8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

Sadio Mane bintang Al Nassr dikenal kedermawanannya untuk kampung halamannya, Bambali, Senegal. Berikut 8 amal jariyah Mane untuk kampungnya.

Baca Selengkapnya

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

22 hari lalu

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

Sebanyak tiga truk bantuan berisi bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan medis pada Sabtu memasuki Gaza utara yang sebelumnya menghadapi blokade Israel

Baca Selengkapnya

Tentara Israel Masih Menggempur Seluruh Wilayah Gaza

30 hari lalu

Tentara Israel Masih Menggempur Seluruh Wilayah Gaza

Tentara Israel masih melancarkan serangan ke sejumlah wilayah di Gaza. Korban jiwa pun terus berjatuhan.

Baca Selengkapnya

Dokter Masih Mogok, Rumah Sakit Besar di Korea Selatan Tutup Bangsal

31 hari lalu

Dokter Masih Mogok, Rumah Sakit Besar di Korea Selatan Tutup Bangsal

Korea Selatan menutup bangsal rumah sakit besar karena tak ada dokter.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Aspen Medical Bangun Rumah Sakit Internasional

34 hari lalu

Bamsoet Dukung Aspen Medical Bangun Rumah Sakit Internasional

Pembangun awal di Depok dan berlanjut ke Cikarang, Karawang, hingga Makassar.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Kekurangan Dokter Spesialis Hampir di Seluruh Provinsi

34 hari lalu

Kemenkes: Kekurangan Dokter Spesialis Hampir di Seluruh Provinsi

Dante Saksono Harbuwono mengatakan, kekurangan dokter spesialis terjadi hampir di seluruh provinsi Indonesia.

Baca Selengkapnya