Siswi SMK Tewas Dihantam Bus Polisi  

Reporter

Senin, 2 Februari 2015 18:34 WIB

Ilustrasi. edupics.com

TEMPO.CO, Jakarta - Ahmad Guntur, 53 tahun, menangis histeris melihat anaknya, Layla Fitriani Ahmad, 15 tahun, meninggal di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan. Putrinya itu tewas setelah ditabrak iring-iringan bus polisi di terowongan Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Senin, 2 Januari 2015.

Guntur menceritakan kejadian nahas yang menimpa dia dan putrinya. Saat itu, pukul 14.30 WIB, dia mengendarai sepeda motor Honda Supra Fit dengan nomor polisi B-1679-SJZ. "Saya ditabrak oleh bus polisi, dan yang menabrak kabur," kata dia kepada Tempo.

Guntur dan Layla jatuh. Dengan memegang putri kesayangannya yang luka di bagian kepala serta kuping mengeluarkan darah, Guntur meminta tolong dan memberhentikan bus polisi di belakangnya. "Tolong, yang nabrak kabur," ujarnya.

Seorang saksi yang tak mau disebut namanya, menuturkan saat itu ada empat bus dalam iring-iringan yang melaju kencang. "Bus ketiga yang menolong," katanya.

Setelah ditabrak, kata dia, perempuan yang bersekolah di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 15 itu dibawa ke Puskesmas Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Kedua korban langsung diperiksa sekitar sepuluh menit dan dirujuk ke Rumah Sakit Fatmawati untuk mendapatkan perawatan intensif.

Guntur menuturkan putrinya tewas sekitar 16.30 setelah dirawat di IGD. "Putri saya tewas setelah ditabrak bus polisi yang menyerempet. Saya lihat di spion motor. Saat itu bus polisi melaju kencang dan menabrak saya," ujarnya.

Salah satu petugas Satuan Lalu Lintas Polisi Resor Jakarta Selatan mengatakan bus itu merupakan kendaraan khusus dari Kepolisian Daerah Metro Jaya. "Bus itu kosong, mau menjemput personel yang menjaga sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan," tuturnya.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polisi Resor Metro Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Sutimin mengatakan belum mendapat info tabrakan ini. "Saya cek dulu," ujarnya saat dihubungi.

HUSSEIN ABRI

Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

7 jam lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

9 jam lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

21 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

1 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

2 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

2 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

3 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

3 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya