Jokowi Telepon Ahok Soal Kisruh APBD, Apa Isinya?

Reporter

Rabu, 4 Maret 2015 07:07 WIB

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (kanan) bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kedua kanan) berbincang sebelum melakukan blusukan di Balai Kota, Jakarta (27/2). Jokowi mengajak Ahok ikut blusukan di sejumlah wilayah di DKI Jakarta untuk pengecekan, kontrol dan pengawasan langsung terhadap jalannya pembangunan ibu kota. ANTARA/Zabur Karuru

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo tak hanya menerima Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan membahas soal peta masalah hak angket yang diajukan DPRD DKI terhadap patner Jokowi semasa memimpin Ibu Kota itu. Jokowi juga mencermati perkembangan situasi melalui media, termasuk menelepon Ahok pada Senin malam, 2 Maret 2015. "Pak Jokowi menelepon saya tadi malam (Senin, 2 Maret 2015)," kata Ahok di Balai Kota DKI, Selasa, 3 Maret 2015.

Pembicaraan melalui telepon itu cukup lama. Menurut Ahok, Presiden Jokowi mempertanyakan mediasi yang dilakukan Kementerian Dalam Negeri. Rencananya, mediasi dilakukan sejak Selasa hingga Kamis, esok dan digelar di bawah koordinasi Dirjen Keuangan Daerah Reydonnyzar Moenek.

Dalam percakapan itu, kata Ahok, dirinya menegaskan tidak akan memasukkan dana siluman sebesar Rp 12,1 triliun ke RAPBD DKI 2015. Karena itu, Ahok menyebut, polemik soal sengkarut anggaran ini belum ada yang bisa menengahi. "Saya tak akan mundur untuk menyetujui anggaran Rp 12,1 Triliun," kata Ahok. Masalahnya, DPRD juga berkukuh tak mau mundur juga. " Dan kalau dia menerima APBD versi saya, berarti dia mengakui versi dia salah. Jadi mana bisa damai?" kata Ahok.

Ahok mengaku punya dokumen dan bukti cukup kalau DPRD DKI bermain dalam celah pengesahan RAPBD. Karenanya ia tak gentar jika politikus di DPRD itu menyerang balik dirinya ke ranah hukum, termasuk melaporkan dirinya ke Bareskrim ihwal laporan draf APBD 2015 yang diduga palsu. "Kita lihat Bareskrimnya seperti apa," ujar Ahok.

Sebaliknya, Ahok mengaku geli melihat dirinya disebut menyogok politikus DPRD DKI Jakarta sebanyak Rp 12,7 triliun. "Dulu nuduh sekda sekarang nuduh saya yang sogok-sogok. Kok sekarang jadi gue?" kata Ahok. Menurut Ahok, aneh kalau dia yang menyogok anggota DPRD untuk pengadaan UPS yang ia laporkan sebagai salah satu pengadaan barang hasil penggelembungan dana APBD 2015 yang belum diketuk hingga saat ini.

AISHA | WDA

Berita terkait

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

6 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

6 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

8 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

11 jam lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

12 jam lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

15 jam lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

16 jam lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

16 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

16 jam lalu

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

Prabowo Subianto berkeinginan membuat klub kepresidenan atau presidential club

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

17 jam lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya