DPRD DKI Ogah Hentikan Hak Angket buat Ahok

Reporter

Minggu, 8 Maret 2015 05:08 WIB

Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi (dua kanan), mengetok palu usai rapat paripurna hak angket di DPRD DKI Jakata, 26 Februari 2015. Menurut Ketua panitia hak angket, Jhonny Simanjuntak, sebanyak 106 anggota Dewan sudah menandatangani surat usulan penggunaan hak angket. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO , Jakarta: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta menyatakan tak akan mencabut hak angket bagi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Ketua Komisi Pembangunan DPRD DKI Jakarta Mohammad Sanusi mengatakan penggunaan hak angket bertujuan memperjelas silang pendapat antara Pemerintah DKI dan Dewan mengenai proses penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

"Hak angket tak boleh berhenti karena tujuannya membuktikan transparansi anggaran," kata Sanusi dalam diskusi yang digelar di DoubleTree Hotel, Cikini, Sabtu, 7 Maret 2015.

Sanusi menjelaskan, kisruh APBD dimulai saat APBD yang dikirimkan Pemerintah DKI bukan dokumen yang dibahas dalam rapat komisi. Ia mengatakan dasar pengirimannya yakni putusan Mahkamah Konstitusi yang menghapus kewenangan dewan untuk membahas anggaran hingga Satuan Tiga. Padahal, ia berujar saat itu Ahok meminta satuan kerja perangkat daerah agar membahas rancangannya bersama dewan.

Selain itu, Sanusi melanjutkan, belakangan diketahui putusan yang menjadi dasar hukum yang digunakan Pemerintah DKI itu hanya berlaku bagi Dewan Perwakilan Rakyat. Artinya, kata dia, frasa 'anggaran siluman' yang ditujukan bagi anggaran yang muncul setelah pembahasan bersama antara eksekutif dan legislatif justru berlaku bagi APBD yang disusun oleh Pemerintah DKI. Sebabnya, Pemerintah DKI hanya membahas program secara garis besar tanpa memaparkan rincian belanjanya. "Logikanya, kalau anggarannya sudah dikunci, mengapa minta dibahas oleh Dewan?" ujar Sanusi.

Hal lain yang membuktikan APBD versi Pemerintah DKI tidak sah, Sanusi berujar, yakni dikembalikannya dokumen itu oleh Kementerian Dalam Negeri. Ia menjelaskan, dokumen yang dikirim itu hanya mencantumkan rincian belanja. Sedangkan APBD yang diserahkan seharusnya memuat postur pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

Untuk itu, politisi Partai Gerindra itu membantah pengadaan alat catu daya listrik sementara yang disebut Ahok diusulkan oleh Dewan. Ia berujar semua penyusunan belanja pengadaan dilakukan oleh Pemerintah DKI. "Ini melemahkan nilai DPRD," ujar dia.

Senada dengan Sanusi, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham 'Lulung' Lunggana tak ingin hak angket dicabut. Menurut dia, Dewan mendukung transparansi anggaran yang digagas oleh Ahok. Namun yang menjadi masalah, kata dia, proses penyusunan APBD 2015 cacat administrasi.

Politisi Partai Persatuan Pembangunan itu menganggap Ahok melanggar hukum dengan memalsukan dokumen APBD. "Hak angket tak bisa mundur lagi," ujar Lulung.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyatakan mendukung penggunaan e-budgeting dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2015 yang diajukan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama.

"Pegangan Kemendagri adalah pengajuan hasil pembahasan anggaran di paripurna dengan menggunakan e-budgeting," kata Tjahjo di kantornya, Rabu, 4 Maret 2015.

Menurut dia, sistem tersebut dapat menghemat anggaran karena semua mata anggaran disusun hingga harga satuannya. Dengan begitu, alokasi anggaran yang direncanakan secara detail sejak awal tidak akan menjadi sisa lebih penggunaan anggaran yang tidak terpakai.

Tjahjo menambahkan, penyusunan anggaran secara elektronik yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tak bermasalah. Kesimpulan ini dihasilkan setelah APBD 2015 DKI Jakarta dievaluasi Direktorat Jenderal Keuangan Kementerian Dalam Negeri.

LINDA HAIRANI

Berita terkait

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

1 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

2 hari lalu

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta mendesak untuk melakukan kajian yang matang sebelum menerapkan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi sesuai UU DKJ.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

2 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

4 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

5 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

7 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

33 hari lalu

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

36 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

36 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

40 hari lalu

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

Kaesang Pangarep mengatakan, meski PSI tidak lolos ke Senayan, perolehan kursinya di DPR meningkat sekitar 200 persen.

Baca Selengkapnya