Apa Itu Narkoba CC4 yang Diduga Dibikin Jaringan Freddy Budiman?

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 11 April 2015 08:02 WIB

Narkotika LSD. wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Temuan obat CC4 bukanlah barang baru dalam dunia medis. Obat yang dirancang untuk mengobati ketergantungan terhadap nikotin itu sudah diteliti sejak 1960-an. "Tapi baru populer sejak tahun 2006," ujar Peneliti Senior Badan Nasional Narkotika, Komisaris Besar Mufti Djusnir, ketika dihubungi, Jumat 10 April 2015.

Dalam dunia farmakologi, kata Mufti, obat itu lazim dikenal dengan istilah cyt. Senyawanya bersifat agonis nikotinat. "Jadi bisa memberhentikan ketergantungan terhadap nikotin," kata Kepala BNN Nusa Tenggara Barat itu.

Obat ini juga memiliki sifat agonis parsial yang bekerja untuk mempengaruhi neurotransmitor dan dophamine. "Para pengguna obat ini menjadi sangat energik, karena adanya peningkatan aliran darah ke jantung,". Orang normal antara 4-6 liter," ujar Mufti.

Akibatnya, kata Mufti, kerja jantung bisa berpacu cepat dan meningkatkan tensi darah. Para pengguna juga mengalami gangguan psikis bahkan berujung pada depresi. "Mereka berhalusinasi dan punya kecenderungan bunuh diri," katanya.

Peredaran obat CC4 terungkap setelah Direktorat Narkoba Mabes Polri menggeledah Lembaga Pemasyarakatan Cipinang pada Kamis malam, 9 April 2015. Penggeledahan itu dilakukan untuk membongkar jaringan narkoba yang diduga dikendalikan oleh terpidana mati, Freddy Budiman.

Di LP Cipinang, petugas menyita 120 lembar atau 2000 buah SS4. Obat terlarang yang dikemas seperti perangko itu diketahui memiliki efek 10 kali lebih tinggi ketimbang ekstasi.

Mufti mengakui senyawa CC4 belum masuk dalam daftar obat-obatan terlarang. Itu karena senyawa ini masih dalam tahap pengembangan. "Sejumlah penelitian menyebut penggunaan senyawa CC4 berdampak buruk bagi tubuh. Makanya belum bisa diproduksi," katanya.

Meski demikian, kata Mufti, senyawa itu memiliki efek buruk seperti halnya penggunaan obat-obatan terlarang yang lainnya. "Penggunaan dosis kecil saja sudah sangat mengerikan. Apalagi kalau digunakan dengan dosis yang tidak terukur. Resikonya bisa berujung kematian," katanya.

RIKY FERDIANTO

Berita terkait

Bea Cukai dan Polri Bongkar Sindikat Narkoba Jerman-Belgia, Gagalkan Penyelundupan Ekstasi

5 jam lalu

Bea Cukai dan Polri Bongkar Sindikat Narkoba Jerman-Belgia, Gagalkan Penyelundupan Ekstasi

Dua penyelundupan narkoba oleh jaringan internasional Jerman-Belgia digagalkan Bea Cukai dan Bareskrim

Baca Selengkapnya

Polri Ungkap Rencana Upaya TPPU Terhadap Istri Fredy Pratama, Kerja Sama 4 Negara Tangkap Gembong Narkoba

1 hari lalu

Polri Ungkap Rencana Upaya TPPU Terhadap Istri Fredy Pratama, Kerja Sama 4 Negara Tangkap Gembong Narkoba

Polri mengadakan kerja sama antarnegara untuk menangkap bandar Narkoba Fredy Pratama.

Baca Selengkapnya

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba Sejak September 2023

1 hari lalu

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba Sejak September 2023

Polisi juga telah menangani 10 kasus narkoba menonjol sejak 14 Maret hingga 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Ancaman Polri kepada Personel yang Terbukti Gunakan Narkoba

1 hari lalu

Ancaman Polri kepada Personel yang Terbukti Gunakan Narkoba

Polri bakal langsung memecat anggota kepolisian yang terbukti mengkonsumsi narkoba.

Baca Selengkapnya

Polres Metro Jakarta Barat Sita 5,1 Kilogram Narkoba Jenis Sabu Sejak Maret-April 2024

3 hari lalu

Polres Metro Jakarta Barat Sita 5,1 Kilogram Narkoba Jenis Sabu Sejak Maret-April 2024

Dari total sabu yang berhasil diamankan, Polres Metro Jakarta Barat berhasil menyelamatkan sebanyak 51.480 jiwa dari dampak buruk narkoba.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Narkoba di Bali, 3 WNA Ditangkap

3 hari lalu

Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Narkoba di Bali, 3 WNA Ditangkap

Polisi kembali membongkar pabrik narkoba.

Baca Selengkapnya

Polisi Masih Buru Penyuplai Narkoba Rio Reifan

4 hari lalu

Polisi Masih Buru Penyuplai Narkoba Rio Reifan

Polisi telah memasukkan BB penyuplai narkoba ke Rio Reifan sebagai DPO.

Baca Selengkapnya

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

5 hari lalu

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

Polisi tak akan melepas Rio Reifan untuk menjalani rehabilitasi karena sudah lima kali terjerat kasus narkoba.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

6 hari lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

6 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya