Aksi Mendukung Ahok Berantas Korupsi Warnai Car Free Day  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Minggu, 12 April 2015 12:33 WIB

Sejumlah warga antre berikan tanda tangan di spanduk sebagai dukungannya pada Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dalam Car Free Day di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, 22 Maret 2015. Tempo/Fajar Januarta

TEMPO.CO, Jakarta - Area car free day di kawasan M.H. Thamrin, Jakarta, masih diwarnai aksi dukungan politik. Hari ini, berdasarkan pantauan Tempo sepanjang jalur CFD dari kawasan Senayan hingga Sarinah, terdapat satu aksi dukungan terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk melawan pemberantasan korupsi di pemerintahan DKI.

Aksi yang digawangi oleh Barisan Relawan Jokowi Presiden atau Bara JP tersebut sudah berlangsung selama tujuh pekan berturut-turut di depan area Plaza Indonesia. "Ini aksi ketujuh yang kami gelar untuk mengumpulkan tanda tangan masyarakat mendukung pemberantasan korupsi di Jakarta," ujar Ketua Srikandi Bara JP, Vivi Evilia, saat ditemui Tempo di depan Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Ahad, 12 April 2015.

Dukungan yang diberikan masyarakat lewat tanda tangan cukup banyak. Hal tersebut terlihat dari banyaknya masyarakat yang sudi mampir dan menyimak pernyataan orator serta relawan lainnya yang sudah bersiap dengan spidol di tangan mereka. "Silakan tanda tangan di spanduk ini bagi yang mau mendukung pemberantasan korupsi di Jakarta," ujar salah satu relawan.

Menurut Vivi puluhan spanduk yang telah terkumpul hingga pekan ini akan dibawa ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk menunjukkan bukti dukungan masyarakat terhadap pembongkaran kasus korupsi dalam pemerintahan Jakarta selama ini. "Kami pun meminta Ahok untuk mengungkap nama-nama oknum yang terlibat dalam pengadaan dana-dana siluman dalam anggaran DKI," ujar Vivi.

Sementara itu, koordinator lapangan aksi tersebut, Syafti Hidayat menegaskan jika aksi ini digelar untuk menularkan semangat melawan korupsi sebagai extraordinary crime pada masyarakat. "Berdasarkan Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi, partisipasi masyarakat penting ada, sehingga kami mengadakan aksi ini tentu bukan membela Ahok secara pribadi," ujar Syafti.

Syafti pun menyebut aksi yang dilakukan Bara JP ini bukan aksi politik melainkan aksi sosial untuk menggerakkan masyarakat agar lebih peka dan peduli terhadap kondisi saat ini. "Ini gerakan masyarakat, kami obyektif menilai terhadap masalah, Ahok menurut kami berani melawan," kata Syafti. Ia pun mengaku sudah mengetahui adanya larangan mengadakan aksi politik di kawasan CFD, tapi menurut Syafti melakukan aksi publik seperti ini jelas perlu agar masyarakat dapat tergerak.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengeluarkan aturan untuk mengetatkan kegiatan di car free day dari aksi politik. Aturan tersebut cukup banyak menghadirkan pro dan kontra terutama jika dilihat dari indikator yang ditetapkan dianggap belum terpetakan dengan baik. Jika alasan Pemerintah Provinsi melarang adanya aksi politik karena mengganggu masyarakat, maka konsensus apa saja yang dirasakan mengganggu oleh masyarakat yang berada di kawasan CFD mesti jelas.

Hal tersebut diutarakan oleh Koordinator Kontras Haris Azhar. Haris meminta Ahok melihat CFD sebagai sebuah kemajuan dalam proses demokrasi di Indonesia. Sebab, muncul aksi-aksi spontanitas masyarakat menanggapi isu-isu politik yang berkembang.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Martinus Sitompul turut menyetujui adanya pelarangan CFD digunakan untuk aksi politik. Alasannya agar kegiatan CFD bisa lebih tertib. Biasanya, aksi-aksi politik yang diadakan di CFD tak pernah meminta izin kepolisian hal ini dinilai Martinus melanggar Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum diatur syarat untuk mendapatkan izin demonstrasi, pawai, rapat umum, dan mimbar bebas.

Selain itu, ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Nomor 119 Tahun 2012, CFD juga diatur dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Nomor 380 Tahun 2012 tentang Penetapan Lokasi, Jadwal, dan Tata Cara Pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor di Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pun mengakui upaya tersebut cukup susah diantisipasi dan diawasi. Tujuan utamanya menurut Ahok hanya ingin masyarakat merasa nyaman saat melakukan aktivitas di lingkungan CFD setiap Ahad pagi hingga menjelang siang hari. "Iya pengawasannya susah minimal ingin warga DKI tidak terganggu," ucap Ahok pada Tempo.

AISHA SHAIDRA

Berita terkait

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

8 jam lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

2 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

5 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

18 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

34 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

34 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

48 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

52 hari lalu

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?

Baca Selengkapnya

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

53 hari lalu

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

Pengamat politik Adi Prayitno sebut nama Ahok dan Anies Baswedan masih kuat di Jakarta. Bagaimana dengan Ridwan Kamil?

Baca Selengkapnya

69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

53 hari lalu

69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

Menjadi politisi sambil tetap aktif dalam dunia film. Begini perjalanan Deddy Mizwar menapaki dua bidang yang berbeda tersebut.

Baca Selengkapnya