TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meminta bantuan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk menindak pelaku pencurian pasir di Kepulauan Seribu. Sebab, pengambilan pasir laut secara ilegal dapat merusak biota laut.
Menurut Djarot, permintaan itu dilakukan karena selama ini Menteri KKP Susi Pudjiastuti hanya berfokus mengejar pencuri ikan. "Padahal, kalau biota laut rusak, populasi ikan bisa terpengaruh," kata Djarot di Pulau Untung Jawa, Kamis, 7 Mei 2015.
Sebelumnya, Bupati Kepulauan Seribu Tri Djoko Sri Sumargiono menyatakan geram karena pencuri pasir di wilayahnya tidak pernah dikenai sanksi. Pencurian itu dilakukan kapal asing Cristobal Colon asal Luxemburg yang izin kapalnya sudah habis sejak 31 Desember 2014.
Menurut Djoko, info pencurian pasir didapat dari laporan nelayan sejak Januari 2015. Nelayan itu melihat ada sebuah kapal berukuran 30 meter yang mengeluarkan alat penyedot pasir. "Gundukan pasir di dekat Pulau Pari pun hilang akibat ulah kapal itu," ujarnya. "Jaring nelayan pun tersedot alat itu."
Akibat pencurian tersebut, DKI kehilangan pasir sekitar 22 juta meter kubik. Pencurian oleh kapal asing tersebut diduga dilakukan salah satu perusahaan swasta yang menangani reklamasi 17 pulau di utara Jakarta.
Djoko menuturkan, selain pencurian yang dilakukan kapal Christobal Colon, DKI juga sudah kehilangan lima pulaunya, dari 115 menjadi 110 pulau. "Itu sudah lama. Pulau itu tampak hilang terendam air karena pasirnya telah dikeruk," tuturnya.
Karena tidak mau kecolongan lagi, ucap Djoko, pemerintah Kepulauan Seribu telah melaporkan pencurian ini ke Badan Reserse Kriminal Mabes Polri pada 9 Maret 2015. "Karena ini menyangkut dugaan pencurian di Banten dan DKI Jakarta," ucapnya.
HUSSEIN ABRI YUSUF
Berita terkait
63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023
21 hari lalu
Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaPara Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti
34 hari lalu
Beberapa caleg petahana dari PDIP gagal lolos ke Senayan, padahal nama mereka begitu populer. Selain Kris Dayanti dan Arteria Dahlan, siapa lagi?
Baca SelengkapnyaSahkan Penambangan Pasir Laut, KIARA Nilai KKP Korbankan Nelayan dan Pulau Kecil
36 hari lalu
KIARA menilai Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan dalam pengerukan pasir laut tak berwawasan lingkungan dan korbankan nelayan.
Baca Selengkapnya70 Tahun Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Tokoh Lahir dari GMNI Mulai Megawati hingga Ganjar Pranowo
40 hari lalu
70 tahun lalu Kongres I GMNI diadakan di Surabaya pada 23 Maret 1954. Megawati, Siswono Yudo Husodo hingga Ganjar Pranowo lahir dari GMNI.
Baca SelengkapnyaTerkunci Suara Papua
43 hari lalu
KPU Papua dan Papua Pegunungan baru menuntaskan rekapitulasi pada Selasa malam. Agar tidak terlambat, mereka menyewa pesawat ke Jakarta.
Baca SelengkapnyaUji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?
57 hari lalu
Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?
Baca SelengkapnyaBegini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari
16 Februari 2024
Pengolahan sampah berbasis reduce-reuse-recycle atau yang populer disebut TPS 3R bisa mengolah sekitar 50 ton sampah per hari.
Baca SelengkapnyaTop 3 Metro: Laporan Dana Kampanye, Camat di Bekasi Bloon Bila Mau Pamer Jersey 02 Karena Motif Politik
15 Januari 2024
Tiga berita Top 3 Metro tentang laporan awal dana kampanye di DKI Jakarta hingga sejumlah kasus tagihan pelanggan PLN.
Baca SelengkapnyaCaleg DPD Sylviana Murni dan Istri Djarot Saiful Hidayat, Pemilik Dana Kampanye Terbesar di Dapil DKI
14 Januari 2024
Anggota DPD dari DKI Jakarta, Sylviana Murni dan istri dari mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Happy Djarot jadi pemilik dana kampanye terbesar.
Baca SelengkapnyaNelayan Bahagia Penambangan Pasir Berakhir di Pulau Rupat
27 Desember 2023
Ekploitasi pertambangan pasir mengancam eksistensi Pulau Rupat. Jika pulau ini hilang, maka batas teritorial dengan Malaysia pun musnah.
Baca Selengkapnya