Peringati Tragedi 12 Mei 1998, Mahasiswa Ingin Temui Jokowi

Reporter

Selasa, 12 Mei 2015 18:26 WIB

Mahasiswa melakukan napak tilas, memperingati 17 Tahun Tragedi Trisakti 12 Mei di Kampus Trisakti, Jakarta, 12 Mei 2015. Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan, pada tanggal 12 Mei 1998, terhadap mahasiswa pada saat demonstrasi menuntut Soeharto turun dari jabatannya. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti Muhammad Puri Handamas mengatakan, ingin bertemu dengan Presiden Joko Widodo maupun Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam peringatan 17 tahun peristiwa 12 Mei 1998. Dia menegaskan, tak ingin bertemu dengan pejabat setingkat menteri lainnya.

"Pokoknya hari ini, 12 Mei 2015, kami ingin ketemu Presiden atau Wakil Presiden, kami tak mau ditemui oleh perantara seperti Sekretaris Kabinet, Andi Widjajanto dan Sekretaris Negara, Pratikno," tutur Handamas kepada Tempo, di Universitas Trisakti, Jakarta Barat, Selasa, 12 Mei, 2015. Mahasiswa jurusan teknik pertambangan ini ingin keluhannya langsung didengar oleh Presiden dan Wakil Presiden.

Pada 12 Mei 1998, empat mahasiswa Trisakti meninggal dunia akibat ditembak pada saat demonstrasi. Empat mahasiswa tersebut antara lain, Hendriawan Sie, jurusan manajemen; Hery Hartanto, teknik mesin; Elang Mulya Lesmana, arsitektur, dan Hafidhin Royan, teknik sipil. Hingga saat ini, kasus penembakan tersebut belum terungkap.

Jika diizinkan bertemu oleh Presiden maupun Wakil Presiden, kata Handamas, dia ingin pemerintah segera menuntaskan pengusutan kasus penembakan peristiwa 12 Mei 1998. "Sekarang kami ingin menagih janji kampanye Presiden Jokowi untuk mengungkap kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia," tuturnya.

Selain itu jika diizinkan bertemu dengan Presiden dan Wakil Presiden, Handamas menambahkan, dia ingin menagih janji kampanye Nawa Cita Presiden Jokowi.

Universitas Trisakti hingga saat ini tampak ramai. Beberapa mahasiswa berkumpul di beberapa tempat. Mereka terlihat kompak dengan menggunakan jas almamater berwarna biru.

Selain itu, di beberapa sudut kampus tampak terbentang berbagai macam spanduk untuk memperingati peristiwa 12 Mei 1998. Salah satu spanduk bertuliskan: "17 Tahun 12 Mei 1998, Di Mana Tanggung Jawab Negara, Hukum Berat Pelanggar HAM."

Bahkan di Gedung Prof Boedi Harsono S.H, Fakultas Hukum terdapat foto-foto peristiwa 12 Mei 1998. Di depan foto tersebut terdapat miniatur monumen peristiwa 12 Mei 1998 dengan lubang seperti bekas peluru dan cat merah yang menggambarkan darah.

GANGSAR PARIKESIT

Berita terkait

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

6 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

7 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

8 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

9 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

10 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

11 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

15 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

16 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

17 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

17 jam lalu

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

Presiden Jokowi memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Permendag 36/2023tentang larangan pembatasan barang impor.

Baca Selengkapnya