TEMPO Interaktif, Jakarta:Kartu Pos Olahraga (KPO) walaupun dianggap "subhat" masih menuai dukungan. Forum Betawi Rempug (FBR) menyatakan mendukung peredaran . "Setelah dipelajari proposalnya, tidak ada unsur judi dan manfaatnya sangat besar bagi dunia olahraga,"kata Ketua Umum Pimpinan Pusat FBR, Fadloli El Muhir, di Jakarta, Jumat (23/9). Menurut Fadloli, rekomendasi yang diberikan tidak akandicabut. "Kecuali jika dalam pelaksanaannya melenceng.Kami akan cabut rekomendasinya,"kata Fadloli. FBRjuga berjanji untuk terus mengevaluasi jika KPOberedar.Kesulitan keuangan, membuat pemerintah kehilangan akal sehat. Lalu jalan judi dan sejenisnya menjadi satu-satunya harapan mendapatkan "uang segar". Olah raga salah satu, bidang yang memerlukan uang segar. Kalau dulu ada Porkas, SDSB, Koni, Lokal, kini model kartu pos untuk mendapatkan uang segar dari masyarakat, berkedok untuk dana olah raga. PT Prima Selaras, yang dikomandoi Adolf Posumah mendapat proyek sebagai penyelenggara Undian Berhadiah itu.Agar tak mendapat hambatan, perusahaan itu mengajak organisasi massa dan kelompok agama yang "tergiur" iming-iming. Karena itulah penyelenggara KPO rencananya juga akan menggelar simposium dengan ormas-ormas Islam yang pernah mendukung rencana peredaran KPO. "Minggu depan," kata Direktur PT Prima Selaras, Adolf Posumah.Menurut LSM Graji Massal, di dalam proposal KPO yang mereka miliki diatur pengundian untuk selain juara pertama berdasarkan tiga atau dua angka pada nomor buntut. Dan itu sama saja dengan judi buntut yang sekarang banyak beredar.Ami Afriatni
PPATK menemukan bahwa 3,2 juta warga Indonesia menjadi pemain judi online dengan perputaran uang mencapai Rp 100 triliun. Ini 7 cara berhenti main judi online.