Kisah Ahli Cukur: Omzet Bisa Mencapai Rp 50 Juta (3)

Reporter

Minggu, 7 Juni 2015 08:46 WIB

Tempat cukur rambut DiHoek di Kemang Selatan, Jakarta Selatan. Talkmen.com

TEMPO.CO, Jakarta -Ada banyak gerai barbershop bermunculan, baik di mal-mal maupun di pinggir jalan di Jakarta. Di antaranya Chuck's Barbershop, yang berada di dekat Kampus Syahdan Universitas Bina Nusantara, Jakarta Barat.


Biarpun terletak di sebuah gang, barbershop ini menggunakan penyejuk udara dan punya desain interior rapi. Pada bagian depan, ada kaca bertulisan Chuck's Barbershop, lengkap dengan logo kumis, mirip dengan barbershop yang biasa kita lihat pada iklan ataupun film-film produksi Hollywood.


Di Chuck’s, ada barber's pole, lampu berputar bergaris putih, merah, dan biru, yang di Amerika Serikat merupakan tanda resmi barbershop--penata rambut pria--buka praktek. Tradisi memasang tanda ini sebenarnya sudah ada sejak abad pertengahan. Saat itu, barber (dari bahasa Latin “barba” yang berarti janggut) tidak hanya menjadi tukang cukur rambut. Mereka juga diperbolehkan melakukan praktek bedah dan cabut gigi.


Chuck's, yang buka sejak dua tahun lalu, tahu persis masalah rambut dan membuka kesempatan konsultasi. Selain memangkas rambut, mereka bakal mencuci rambut Anda dengan sampo, memberikan handuk panas, dan juga mengoleskan wax untuk menata rambut.


Mirip Bengkel


Advertising
Advertising

Standar serupa juga diterapkan oleh Chief Barbershop di kawasan Senopati, Jakarta Selatan. Menurut pemilik Chief, Fatsi Anzani Hakim, 32 tahun, bisnis barbershop tidak bisa dijalankan dengan santai, tapi harus ada perhatian ekstra terhadap tamunya. "Bisnis ini seperti bengkel, mobilnya tentu berbeda dari zaman ke zaman, sehingga kualitas dan servisnya harus bagus," katanya, Jumat lalu. Chief di Senopati dikunjungi 36 orang per hari.


Tentu, harga servis yang harus dibayar di Chuck's dan Chief relatif lebih mahal dibanding di tempat pangkas rambut milik Agus yang di kisaran belasan ribu rupiah. Di Chuck's, Anda harus merogoh kocek dan membayar Rp 30 ribu untuk keramas, potong rambut, dan styling (menata) rambut. Untuk layanan yang kurang-lebih sama di Chief, Anda mesti merogoh kocek Rp 65 ribu, sudah termasuk pijat.


Tempat pangkas rambut--khususnya “asgar” (asli Garut)--menurut Agus, memang tidak semegah barbershop. Di tempat pangkas rambut semuanya adalah tentang kenyamanan dan pergaulan. Tidak ada latar belakang suara berisik dari mesin-mesin listrik salon seperti pengering rambut atau lelaki yang dikeramas, atau mengoleskan wax. Daya tariknya lebih kepada hubungan antara tukang cukur dan pelanggan, yang sudah saling kenal untuk waktu yang lama dan ngobrol dengan nyambung. "Pelanggan tidak hanya pelanggan, tapi juga merupakan keluarga."


Bisnis pangkas rambut lumayan menjanjikan. Omzet Chief, sekadar contoh, bisa mencapai Rp 40-an juta lebih per bulan. Sedangkan pangkas rambut Tiara di kisaran Rp 15 juta. "Sebenarnya bukan soal kelas pangkas rambut atau barbershop. Tapi ini soal kepercayaan untuk pencukur menempatkan pisaunya ke leher atau menjalankan guntingnya di kepala orang," kata Agus, yang sering mendapat order untuk memangkas rambut pejabat selevel menteri dan para jenderal polisi dan militer. (Bersambung)


HERU TRIYONO


Selanjutnya:


Kisah Ahli Cukur: Jaring Pelanggan Lewat Media Sosial (4)



Sebelumnya:


Kisah Ahli Cukur:Desa Ini 95 % Pencukur, Ada Favorit SBY (1)


Kisah Ahli Cukur: Awal Lelaki Ini Pegang Kepala SBY (2)


Kisah Ahli Cukur: Omzet Bisa Mencapai Rp 50 Juta (3)







Berita terkait

Perkiraan Cuaca BMKG: Hujan dan Petir Akan Melanda Jakarta

10 Desember 2018

Perkiraan Cuaca BMKG: Hujan dan Petir Akan Melanda Jakarta

BMKG membuat perkiraan cuaca dimana hujan disertai petir dan angin kencang akan melanda Jakarta.

Baca Selengkapnya

Korban Crane Ambruk di Kemayoran Jadi Pengungsi Sementara

7 Desember 2018

Korban Crane Ambruk di Kemayoran Jadi Pengungsi Sementara

Operator crane ambruk menyewa sebuah rumah untuk ditempati keluarga Husin yang rumahnya rusak tertimpa crane.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Buat Aturan Baru, Tim Pembebasan Lahan Dapat Honor

5 Desember 2018

Anies Baswedan Buat Aturan Baru, Tim Pembebasan Lahan Dapat Honor

Pergub 127 yang diteken Gubernur Anies Baswedan diharapkan mampu mempercepat program pembebasan lahan yang selama ini tersendat.

Baca Selengkapnya

Bos Sarana Jaya Ingin Sulap Tanah Abang Seperti SCBD 8 Tahun Lagi

23 Oktober 2018

Bos Sarana Jaya Ingin Sulap Tanah Abang Seperti SCBD 8 Tahun Lagi

Desain penataan Tanah Abang menjadi seperti kawasan SCBD Jakarta, masih digarap dan ditargetkan selesai tahun ini

Baca Selengkapnya

DKI Bantah Gunungan Sampah Muara Baru Imbas Konflik dengan Bekasi

22 Oktober 2018

DKI Bantah Gunungan Sampah Muara Baru Imbas Konflik dengan Bekasi

Dinas LH menjelaskan tumpukan sampah karena truk di Jakarta Utara sedang perawatan oleh agen tunggal pemegang merek (ATPM).

Baca Selengkapnya

Dinas LH: DKI Tetap Butuh Bantargebang Meski ITF Sunter Dibangun

22 Oktober 2018

Dinas LH: DKI Tetap Butuh Bantargebang Meski ITF Sunter Dibangun

ITF Sunter hanya mengelola 2.200 ton sampah per hari dan 10 % residu harus dibuang ke Bantargebang.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Dukung Rencana DKI Stop Eksploitasi Air Tanah

16 Oktober 2018

Koalisi Masyarakat Dukung Rencana DKI Stop Eksploitasi Air Tanah

Penghentian eksploitasi air tanah, kata Koalisi Masyarakat, bisa menekan penurunan permukaan tanah di Ibu Kota.

Baca Selengkapnya

Pemerintah DKI Susun Aturan Penghentian Eksploitasi Air Tanah

16 Oktober 2018

Pemerintah DKI Susun Aturan Penghentian Eksploitasi Air Tanah

DKI mengusulkan anggaran Rp 1,2 triliun untuk perluasan jaringan pipa air bersih menekan eksploitasi air tanah.

Baca Selengkapnya

Rekayasa Lalu Lintas, Jalan Wahid Hasyim Bakal Satu Arah

1 Oktober 2018

Rekayasa Lalu Lintas, Jalan Wahid Hasyim Bakal Satu Arah

Uji coba rekayasa lalu lintas dilakukan pada 8 Oktober hingga 23 Oktober nanti.

Baca Selengkapnya

Siap-siap Musim Hujan, 129 Kelurahan di DKI yang Terancam Banjir

13 September 2018

Siap-siap Musim Hujan, 129 Kelurahan di DKI yang Terancam Banjir

Balai Besar menjelaskan, wilayah yang berpotensi terendam banjir di Jakarta berada di daerah aliran sungai yang belum dinormalisasi.

Baca Selengkapnya