Begini Caranya PKL Monas Kelabui Petugas

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Minggu, 28 Juni 2015 21:57 WIB

Seorang pedagang, mendorong gerobak dagangannya saat dilakukan penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) yang dilakukan oleh Petugas Satpol PP di kawasan Monas, Jakarta, 11 Januari 2015. M IQBAL ICHSAN/ TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Pria berjaket hijau itu tampak tergesa-gesa menarik gerobaknya. Sesekali pria asal Pamekasan, Jawa Timur, ini menyeka peluh di dahi dengan tangannya. “Mau gimana lagi, kami harus kucing-kucingan dengan petugas untuk cari makan," kata Alwi saat ditemui Ahad 28 Juni 2015.

Alwi tak sendiri. Ada puluhan pedagang kaki lima yang tetap nekat berjualan di bekas lapangan IRTI (Ikatan Restoran dan Taman Indonesia) di kawasan Monas, Jakarta Pusat. Mereka pedagang suvenir, seperti kaca mata, pakaian, serta makanan dan minuman. Saat anggota anggota Satuan Polisi Pamong Praja berpatroli, para pedagang itu lari tunggang langgang.

Pengamanan di Monas sudah diperketat sejak terjadi kerusuhan pekan lalu. Namun, keberadaan pedagang di Monas seperti tak ada habisnya. Para pedagang menyerang dan membakar tenda petugas, termasuk merusak kantor pengelola Lenggang Jakarta pekan lalu. Polisi telah menetapkan tiga tersangka dalam kasus itu.

Kali ini, para pedagang memilih lari menghindari petugas patroli. Namun, mereka bukannya lari keluar dari kawasan IRTI untuk menyelamatkan dagangannya. Para pedagang justru lari menuju tempat kuliner Lenggang Jakarta. Mereka menitipkan dagangannya pada rekan-rekannya yang memiliki kios di sana.

Sejak Lenggang Jakarta dibuka 22 Mei lalu, menurut Alwi, pendapatannya merosot. Dia yang biasa berjualan minuman, kini hanya mendapat penghasilan Rp 30-100 ribu. Padahal, sebelumnya bisa dua kali lipat bahkan lebih. “Kini, akhir pekan bisa empat dus minuman, kalau hari biasa hanya satu dus saja.”

Sesaat setelah menyembunyikan barang dagangnnya, Alwi menerima telepon dari isterinya. Dia menerima kabar bahwa kondisi di kawasan IRTI Monas sudah bisa dipakai jualan kembali. "Kata istri saya sudah aman. Kami sesama pedagang harus terus berkoordinasi," ujarnya, sambil mengemasi barang daganggannya lagi untuk kembali ke IRTI Monas.

Kepala Satpol PP Jakarta Pusat Yadi Rusmayadi mengatakan anggotanya harus kucing-kucingan saat merazia pedagang. Setiap akhir pekan ada 400 personel disiagakan. Saat petugas lengah sedikit saja, kata Yadi, maka banyak pedagang yang kembali masuk dan berjualan. “Semakin sulit jika pedagang menitipkan dagangannya kepada temannya yang berjualan di Lenggang Jakarta,” kata yadi.

Koordinator Keamanan Lenggang Jakarta Nur Miyanti menyesalkan koordinasi dari Satpol PP setiap kali menggelar razia. Padahal, kata Nur, petugasnya bisa berjaga di depan Lenggang Jakarta saat razia dilakukan. Akhirnya, anggotanya harus merazia satu per satu kios yang menerima titipan barang dagangan dari pedagang liar itu. "Kami kewalahan karena jumlah kami tak sebanding dengan jumlah pedagang," kata Nur, yang mempunyai 26 petugas dengan kerja terbagi siang dan malam.


GANGSAR PARIKESIT

Berita terkait

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

24 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Sederet Aktivitas Terlarang di Malioboro Saat Libur Lebaran, PKL Liar Sampai Merokok Sembarangan

33 hari lalu

Sederet Aktivitas Terlarang di Malioboro Saat Libur Lebaran, PKL Liar Sampai Merokok Sembarangan

Satpol PP Kota Yogyakarta mendirikan Posko Jogoboro untuk pengawasan aktivitas libur Lebaran khusus di kawasan Malioboro mulai 8 hingga 15 April 2024

Baca Selengkapnya

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

6 Maret 2024

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?

Baca Selengkapnya

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

16 Februari 2024

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

Pengolahan sampah berbasis reduce-reuse-recycle atau yang populer disebut TPS 3R bisa mengolah sekitar 50 ton sampah per hari.

Baca Selengkapnya

Pemilik Usaha Kuliner Daging Anjing di Solo Minta Pemerintah Beri Solusi Terbaik: Jangan Asal Menutup

20 Januari 2024

Pemilik Usaha Kuliner Daging Anjing di Solo Minta Pemerintah Beri Solusi Terbaik: Jangan Asal Menutup

Mereka berharap bisa beraudiensi dengan jajaran Pemkot Solo dan komunitas pecinta anjing untuk mendapatkan solusi tersebut.

Baca Selengkapnya

Cerita PKL di JIS Lega Piala Dunia U-17 Telah Usai, Kenapa?

30 November 2023

Cerita PKL di JIS Lega Piala Dunia U-17 Telah Usai, Kenapa?

Semarak dan keseruan Piala Dunia U-17 2023 telah berlalu di Jakarta International Stadium (JIS).

Baca Selengkapnya

Kenapa Desain Spanduk Warung Tenda Pecel Lele Hampir Sama Semua?

16 November 2023

Kenapa Desain Spanduk Warung Tenda Pecel Lele Hampir Sama Semua?

Saat diperhatikan, warung-warung yang menjual pecel lele biasanya menggunakan spanduk dengan motif yang seragam. Bagaimana asal-usulnya?

Baca Selengkapnya

Siswa SMK Berkebutuhan Khusus di Tangsel Akhirnya Diterima Magang di Hotel

7 November 2023

Siswa SMK Berkebutuhan Khusus di Tangsel Akhirnya Diterima Magang di Hotel

Sebuah hotel di BSD akhirnya mau menerima Irvine, siswa SMK berkebutuhan khusus untuk magang praktek kerja lapangan.

Baca Selengkapnya

Setelah Relokasi, Puluhan Pedagang Kuliner Sekitar ITB Masih Tahap Transisi

2 Oktober 2023

Setelah Relokasi, Puluhan Pedagang Kuliner Sekitar ITB Masih Tahap Transisi

Pada 7 Agustus, pedagang kuliner di sekitar ITB digusur pemerintah Kota Bandung karena lokasi berdagangnya termasuk jalur terlarang.

Baca Selengkapnya

Ormas di Bekasi Diduga Minta Sumbangan Rp 100 Ribu ke PKL untuk Acara HUT Organisasi

23 Agustus 2023

Ormas di Bekasi Diduga Minta Sumbangan Rp 100 Ribu ke PKL untuk Acara HUT Organisasi

Para PKL meminta polisi menindak ormas yang meminta sumbangan untuk HUT organisasi. Setiap hari sudah menarik iuran ke pedagang.

Baca Selengkapnya