Warga yang menolak rumahnya direlokasi bentrok dengan petugas di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, 20 Agustus 2015. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana mulai merelokasi warga permukiman padat penduduk Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur. Bambang sempat memimpin apel petugas gabungan yang berjumlah 2.155 personel sekitar pukul 07.00.
"Hari ini hingga tujuh hari ke depan akan kami pindahkan semua warga," kata Bambang di Jalan Jatinegara Barat, Kamis, 20 Agustus 2015. Bambang mengatakan relokasi dan pembongkaran permukiman warga Kampung Pulo akan dilakukan petugas kepolisian, Satuan Polisi Pamong Praja, hingga TNI.
Sekitar pukul 08.00, ratusan anggota Satuan Polisi Pamong Praja bergerak menuju RW 03 Kampung Pulo. Puluhan warga telah bersiap di depan Gang 5, Kampung Pulo. Warga menghadang ratusan petugas Satpol PP sambil meneriakkan penolakan pembongkaran paksa. "Mana negara demokrasi Indonesia?"
Sekitar pukul 08.15, satu mesin backhoe dihidupkan oleh petugas operator yang menyulut emosi warga. Warga terus bergerak dan mulai beradu badan dengan Satpol PP.
Menghadapi situasi tersebut, dua tembakan peringatan ditembakkan oleh polisi. Polisi menembakkan gas air mata yang membuat warga mulai bergerak mundur di Jalan Jatinegara Barat.
Hingga saat ini, petugas belum berhasil memasuki kawasan Kampung Pulo karena masyarakat menutup akses jalan. Upaya negosiasi sedang dilakukan warga dengan petugas.
Sehari-hari Urus Warga, AM Bingung Malah Diusir dari Rusunawa Jatinegara Barat
5 Juli 2022
Sehari-hari Urus Warga, AM Bingung Malah Diusir dari Rusunawa Jatinegara Barat
Penghuni Rusunawa Jatinegara Barat, AM, 50 tahun, mengaku bingung diusir dari unit yang dia tempati bersama keluarganya oleh Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS). Mereka diusir karena putrinya AM, yaitu MS, 19 tahun, membuang bayi hasil hubungan gelapnya di pinggiran Kali Ciliwung dan telah diproses Polres Metro Jakarta Timur.