Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tiba di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, 29 Juli 2015. Ahok diperiksa sebagai kasus dalam kasus dugaan korupsi pengadaan uninterruptible power supply (UPS). TEMPO/Iqbal Ichsan
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan penyerapan anggaran daerah DKI Jakarta 2014 rendah karena ulah anak buahnya.
Ahok menjelaskan, pegawai pemerintah DKI tak mampu membelanjakan anggaran tersebut. Salah satu anggaran yang tidak terealisasi adalah pembelian lahan untuk taman.
Ahok menilai Dinas Pertamanan tidak becus menjalankan tugasnya. DKI Jakarta telah menganggarkan Rp 3,5 triliun untuk pengadaan lahan taman tapi belum juga dibelanjakan oleh Dinas Pertamanan.
Dari situ, Ahok mengatakan, kemungkinan ada upaya pegawainya berbuat nakal. "Tinggal beli di e-katalogaja enggak bisa. Berarti ada unsur mau komisi," katanya di Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan, Kamis, 10 September 2015.
Realisasi pendapatan daerah DKI Jakarta tahun anggaran 2014 hanya sebesar Rp 43,82 triliun dari target Rp 65,04 triliun atau sebesar 67,38 persen. Ahok berujar, upaya penyerapan anggaran daerah akan dilakukan dengan memperbaiki pegawai yang bertugas. "Pecat yang lambat," katanya.