Rumah warga yang mulai dibongkar oleh pemiliknya di Bidara Cina, 12 Oktober 2015. Warga yang rumahnya berada di HPL DKI akan direlokasi ke Rusun Cibesel. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan sudah 78 warga Bidara Cina yang mengambil kunci Rumah Susun Sewa Cipinang Besar Selatan. Pemerintah akan mengebut pembangunan unit yang belum siap.
Ahok mendapat laporan dari Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana bahwa warga Bidara Cina yang setuju pindah bertambah jumlahnya, yaitu 78 kepala keluarga. "Memang di sana ada beberapa bagian yang belum siap. Kita lagi kerjain," katanya di Balai Kota pada Senin, 12 Oktober 2015.
Pada awal Oktober 2015, 131 keluarga di Bidara Cina mengikuti pengundian kunci Rusunawa Cipinang Besar Selatan. Mereka adalah warga yang rumahnya terkena proyek pembangunan sodetan Sungai Ciliwung. Para keluarga tersebut nantinya akan memenuhi 73 peta bidang yang disiapkan.
Rusunawa Cipinang Besar Selatan disediakan pemerintah provinsi untuk warga Bidara Cina yang tidak memiliki sertifikat. Rusunawa tersebut memiliki lima lantai. Setiap unitnya berukuran 6 x 5 meter dan dilengkapi dengan dua kamar tidur, ruang tamu, kamar mandi, dan dapur.
Pada tiga bulan pertama, penduduk dibebaskan biaya sewa Rusunawa Cipinang Besar Selatan. Mulai Januari 2016, warga Bidara Cina diwajibkan membayar iuran pengelolaan lingkungan yang besarnya berbeda-beda setiap lantai, semakin ke atas semakin murah. Harganya mulai Rp 156 ribu hingga Rp 234 ribu. Biaya tersebut belum termasuk tarif listrik dan air.