TEMPO.CO, Jakarta - Ketua RT 03 RW 14 Kelurahan Rawamangun, Zainal Mustakin, 36 tahun, mengatakan bahwa saat ini warga korban kebakaran masih bertahan di pengungsian sementara. "Posko barang di Musholla Al Hayat, kalo posko tidur di perumahan dosen UNJ," kata Zainal saat ditemui di Musholla Al Hayat, Minggu, 25 Oktober 2015.

Menurut keterangan Zainal, posko-posko ini disokong oleh PMI, Suku Dinas Sosial DKI Jakarta dan pihak Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Sumbangan-sumbangan yang diberikan berupa bahan makanan, minuman serta pakaian layak pakai. Namun mulai hari ini, posko tidur warga akan dipindahkan dari kompleks Universitas Negeri Jakarta, "Mau dipindahin ke sini (Musholla Al Hayat)," ujarnya.

Ketika ditanyakan apa kebutuhan yang paling mendesak dibutuhkan warga, Zainal menjawab bahwa yang dibutuhkan warga saat ini adalah pakaian dalam dan bahan-bahan material. "Bahan material untuk bangun kembali (rumah)," ucapnya.

Zainal mengaku sudah ada pihak swasta yang mengatakan ingin membantu menyuplai bahan-bahan material untuk para warga, namun belum ada komunikasi lebih lanjut.

Dari pantauan Tempo, tenda-tenda posko warga di UNJ sudah ditinggalkan oleh para warga. Tiga tenda tersebut sudah tidak ada barang-barang warga. Hanya ada satu tenda yang berisikan bantuan pakaian layak pakai untuk para warga korban kebakaran tersebut.

Kebakaran melahap 80 rumah yang berada di RT 02 dan 03 RW 14, Rawamangun, pada Rabu 21 Oktober 2015. Api mulai berkobar sejak pukul 16.00 dan berhasil dipadamkan pemadam kebakaran pada pukul 20.15.

Akibat kebakaran tersebut sekitar 317 jiwa kehilangan tempat tinggal, dan sampai saat ini warga tinggal di posko-posko pengungsian serta ada yang menumpang tinggal di rumah sanak saudara.

DIKO OKTARA