Akan Dilaporkan ke KPK, Ahok Kasihani DPRD

Reporter

Editor

Bagja

Kamis, 29 Oktober 2015 11:32 WIB

Rumah Sakit Sumber Waras, Jakarta Barat. TEMPO/Frannoto

TEMPO.CO, Jakarta - Panitia khusus dalam kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras yang dibentuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta menyerahkan laporan hasil pemeriksaan pembelian tanah ke Badan Pemeriksa Keuangan perwakilan Jakarta kemarin. Jika tak ada aral, DPRD akan melaporkan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama ke Komisi Pemberantasan Korupsi pekan depan.

Menanggapi pelaporan itu, Ahok mengaku tak mengerti dengan langkah DPRD yang memperkarakan pembelian itu. “Bagaimana pansus bisa melaporkan jika BPK masih melakukan audit? Itu kan namanya pansus politik," kata Ahok di Balai Kota pada Kamis, 29 Oktober 2015.




Ahok berujar, hasil audit BPK itu belum final karena masa audit diperpanjang 20 hari. Hasil audit sementara BPK menunjukkan pembelian tanah Sumber Waras pada akhir tahun lalu merugikan negara Rp 448 miliar.

Dasarnya adalah perbedaan nilai jual obyek pajak tanah yang dibagi dua. Pemerintah dan Sumber Waras sepakat pada NJOP sebesar Rp 20 juta per meter persegi. Menurut BPK, pembelian semestinya mengacu pada NJOP lain sebesar Rp 7 juta. Karena itu, mereka merekomendasikan agar pemerintah mengembalikan tanah tersebut.

Ahok menolak karena menilai itu justru akan merugikan pemerintah. Soalnya, harga tanah akan naik per enam bulan. Jika dikembalikan, harus melalui jual beli, sehingga pemerintah yang kini mendapat harga tanah tinggi merugi karena nilai jualnya sama dengan enam bulan lalu. “Mau enggak Sumber Waras membeli tanah itu lagi dengan harga yang lebih mahal?" tanyanya.

Ihwal perbedaan NJOP, ucap Ahok, dasarnya adalah tim penilai dan nilai NJOP yang ditetapkan Kementerian Keuangan. NJOP Rp 7 juta untuk tanah lain di alamat sebelahnya. “Kerugiannya di mana? Aku enggak ngerti,” ujarnya.

Menurut dia, jika pembelian tersebut dinilai salah, seharusnya ada laporan kerugian atas pembelian lahan proyek jalan tol dan MRT yang dibeli sesuai dengan appraisal.

Dan pembelian itu terdaftar dalam Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara APBD Perubahan 2014 yang disetujui DPRD. Berbeda dengan kasus proyek uninterruptible power supply (UPS) dan scanner yang tidak ada dalam KUAPPAS. Pembelian tersebut atas usulan DPRD. “Kadang-kadang gue kasihan sama DPRD. UPS dan scanner itu yang mesti dibuat pansusnya, Bos," tutur Ahok.

VINDRY FLORENTIN



Baca juga:
Ahok Kepada Eggi Sudjana: Lu Kira Gampang Tangkap Saya?



Advertising
Advertising

Berita terkait

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

1 hari lalu

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

Bulan lalu, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta mengajukan penonaktifan terhadap 92.493 NIK warga Jakarta ke Kemendagri.

Baca Selengkapnya

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

1 hari lalu

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

Mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok mengatakan konsep tempat parkir bawah tanah Monas ini sempat masuk gagasannya.

Baca Selengkapnya

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

2 hari lalu

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

Gibran berharap Pemerintah Kota Solo dapat menjalin kerja sama yang baik dengan seluruh anggota DPRD.

Baca Selengkapnya

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

4 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

5 hari lalu

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta mendesak untuk melakukan kajian yang matang sebelum menerapkan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi sesuai UU DKJ.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

5 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

8 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

8 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

10 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

36 hari lalu

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan

Baca Selengkapnya