TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, bekerja sama dengan Ikatan Motor Indonesia (IMI) kota Tangsel untuk membina para pemuda di wilayah tersebut. Kerja sama ini dilakukan agar anak muda yang sering balapan liar bisa menyalurkan hobinya itu secara resmi dan tidak masuk geng motor.

"Kami juga sudah melaksanakan balapan drag race untuk penyaluran hobi anak- anak muda di kota Tangsel," ujar Wakil Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie.

Menurut Benyamin, pemkot Tangsel akan mengadakan lomba serupa dan lomba adu kreatif di bidang otomotif agar hobi anak- anak muda ini tersalurkan secara positif dan tidak mengikuti geng motor.

"Selain mengadakan balapan resmi lagi, kami akan adakan pameran bengkel, pameran motor serta pameran otomotif yang sifatnya menyalurkan hobi anak muda, jadi meminimalisir anak- anak muda di Tangsel untuk mencoba hal yang negatif,"ujar Benyamin.

Benyamin menjelaskan, pemerintah kota Tangsel juga membuat garis kejut untuk mengurangi balapan liar yang biasa digunakan oleh geng motor. Pembuatan garis kejut itu, kata Benyamin, juga berdasarkan permintaan masyarakat.

"Pemasangan garis kejut ini berdasarekan permintaan masyarakan dan alim ulama yang terganggu dengan geng motor yang mengadakan balapan liar di sejumlah jalan di kota Tangsel. Saya juga minta IMI kota Tangsel berdialog dengan anak- anak muda ini, mereka maunya apa," kata Benyamin.

Benyamin menuturkan anak-anak muda di Tangsel pernah meminta untuk dibuatkan sirkuit di kota Tangsel, "Untuk waktu jangka panjang boleh, namun kami harus membuat perencanaan yang panjang," ungkapnya.

Pekan ini, lanjut Benyamin, pihaknya akan mensosialisasikan bahaya narkoba, bahaya balapan liar, dan bela negara kepada siswa-siswi SMA kelas dua dan kelas tiga. "kami akan terus sosialisasi kepada sekolah dan anak- anak muda di wilayah Tangsel. Kalau mau masuk club otomotif silahkan, tapi jangan sampai mengarah ke geng motor," katanya.

MUHAMMAD KURNIANTO