TEMPO.CO, Jakarta - Seorang anak laki-laki berumur 11 tahun berinisial DA dirawat di ruang isolasi di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr Sulianti Saroso, sejak Senin, 2 November 2015. "Ada riwayat kontak dengan ayam mati mendadak," kata dokter Desrinawati, yang menangani pasien ini, saat ditemui di RSPI Sulianti Saroso pada Rabu, 4 November 2015.
Desrinawati mengatakan anak tersebut sebelumnya diperiksa di Puskesmas Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Dokter melihat gejala yang ditunjukkan bocah itu mirip dengan serangan flu burung. Karena itu, saat tiba di rumah sakit, DA langsung dimasukkan ke ruang isolasi. "Tanda-tanda flu burung sudah berkurang, tapi masih kami masih observasi," ujarnya.
Saat ini kondisi DA sudah membaik. Suhu panas tubuhnya berangsur-angsur normal. Terakhir, suhu tubuhnya sudah di angka 36,7 derajat Celsius. "Tinggal batuk," ujarnya.
Untuk memastikan benar-tidaknya DA terjangkit flu burung, dokter perlu memeriksanya 3 kali. Hasil pemeriksaan ketiga akan keluar besok pagi. Sedangkan dari dua pemeriksaan sebelumnya, dokter menyatakan bocah itu negatif flu burung. "Masih menunggu hasil dari Litbangkes yang ada di daerah Percetakan Negara," tuturnya.
Desrinawati mengatakan virus H5N1 merupakan virus yang cepat dan kuat yang menjangkiti paru-paru. "Penyakit bisa lewat sentuhan dengan unggas yang mati tersebut ataupun lewat udara," katanya.
Diketahui anak ini memiliki 5 ekor ayam kate di rumahnya dan 4 di antaranya mati mendadak. Saat ini pihak rumah sakit masih menunggu hasil pemeriksaan ketiga keluar. Jika hasil pemeriksaan ketiga negatif, anak tersebut dinyatakan bebas dari flu burung.
Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat
1 hari lalu
Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat
Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.