Jakarta Mesti Belajar Pengelolaan Sampah dari Kota Ini  

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Senin, 9 November 2015 04:34 WIB

Petugas kebersihan menggunakan alat berat memindahkan sampah yang telah menumpuk di lokasi Tempat Pembuangan Sampah sementara di kawasan Kalibata, Jakarta, 4 November 2015. Penghadangan truk Dinas Kebersihan DKI Jakarta di Cileungsi, Bogor dilakukan oleh sekelompok massa. TEMPO/M IQBAL ICHSAN

TEMPO.CO, Jakarta - Kisruh berkepanjangan pengelolaan sampah di Jakarta tak bisa diselesaikan hanya dengan solusi jangka pendek. Jakarta bisa belajar mengelola sampah dari kota-kota ini:

1. Songdo, Korea Selatan
Kota pusat bisnis ini memiliki sistem pembuangan sampah yang disebut "Zona Ketiga Pengelolaan Sampah Otomatis". Semua sampah di Songdo diisap dalam pipa bawah tanah. Kemudian di bawah tanah, secara otomatis, sampah akan disortir sesuai jenis, didaur ulang, dikubur, atau dibakar untuk menghasilkan listrik.

Pipa bawah tanah ini terhubung dengan tempat sampah seluruh bangunan di Songdo. Mulai dari kantor, apartemen, dan tempat ibadah. Akibatnya, di jalanan kota tidak ada truk sampah yang lalu lalang atau tempat sampah di pinggir jalanan. Sistem pembuangan sampah semacam ini merupakan yang pertama di dunia. Hanya dibutuhkan tujuh pekerja untuk mengelola sampah dari 70 ribu penduduk Songdo.

2. Tokyo, Jepang
Di kota berpenduduk 37 juta jiwa ini, budaya mengelompokkan sampah sesuai jenisnya sangat mengakar. Secara prinsip, sampah dibagi dalam empat jenis, yaitu sampah bakar (combustible), sampah tidak bakar (non-combustible), sampah daur ulang (recycle), dan sampah ukuran besar. Bila sampah tidak dikelompokkan sesuai jenis, petugas tak akan mengangkut sampah. Bahkan, ada jadwal hari tertentu yang mengatur jenis sampah apa yang akan diambil petugas. Hal ini berlaku bagi rumah tangga, kantor, dan bangunan lain.

Seperti di Jakarta, Tokyo juga menghasilkan 6.000 ton sampah per hari. Namun, alih-alih bergantung pada tanah kosong untuk mengubur sampah, tempat pengolahan sampah di Tokyo terdapat di setiap distrik atau kecamatan dan dibuat layaknya pabrik modern.

Untuk sampah basah, misalnya, akan dibakar, dan ampasnya digunakan untuk menjadi cone block atau lapisan jalanan yang banyak digunakan di trotoar kota. Energi hasil pembakaran digunakan menjadi listrik, dan air dari sampah basah bakal disaring terlebih dahulu hingga benar-benar bersih sebelum dialirkan ke sungai.

3. Swedia
Di negara ini, sampah menjadi energi listrik yang menyalakan lampu rumah tangga. Peraturan mengenai daur ulang dan pengelompokan sampah juga sangat ketat. Bila penduduk melanggar, akan dikenai denda hingga US$ 350 atau sekitar Rp 4 juta.

Secara keseluruhan, sebanyak 9,5 juta penduduk Swedia menghasilkan 5.000 ton sampah per hari. Sampah basah dan yang tidak bisa didaur ulang dibakar dalam insinerator. Hanya empat persen sampah saja yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir. Hasilnya, 20 persen listrik rumah tangga di Swedia berasal dari sampah.

Bayangkan, Swedia memiliki 242 pembangkit listrik tenaga biogas yang menghasilkan 1.589 GWh (giga Watt per hours) setiap tahunnya. Karena ketergantungan terhadap energi listrik dari sampah, negara ini bahkan mengimpor sampah dari negara-negara Eropa lain.

INDRI MAULIDAR | THE ATLANTIC | IB TIMES | DNA INDIA

Berita terkait

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

2 hari lalu

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

Bulan lalu, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta mengajukan penonaktifan terhadap 92.493 NIK warga Jakarta ke Kemendagri.

Baca Selengkapnya

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

2 hari lalu

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

Mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok mengatakan konsep tempat parkir bawah tanah Monas ini sempat masuk gagasannya.

Baca Selengkapnya

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

5 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

6 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

9 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

11 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

40 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

40 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

54 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

58 hari lalu

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?

Baca Selengkapnya