Bos Narkoba Wong Chi Ping Divonis Mati, Ini Alasan Hakim

Reporter

Jumat, 13 November 2015 19:21 WIB

Terdakwa Wong Chi Ping alias Surya Wijaya dikawal petugas usai mengikuti sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Jakarta, 13 November 2015. Wong mengajukan banding atas vonis mati yang diterimanya. TEMPO/ M Iqbal Ichsan

TEMPO.CO, Jakarta - Bandar narkoba asal Hong Kong, Wong Chi Ping, dijatuhi vonis hukuman mati dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Jumat, 13 November 2015.

Mochamad Arifin bertindak sebagai Ketua Majelis Hakim. Bersama anggota majelis lainnya, dia membacakan sejumlah hal yang memberatkan Wong Chi Ping alias Surya.

"Apa yang dilakukannya adalah merupakan kejahatan luar biasa. Peredaran narkoba dapat meracuni generasi muda Indonesia," kata Mochamad Arifin saat pembacaan putusan.

Menurut dia, hal tersebut dapat mengancam keselamatan bangsa dan negara secara umum. Terlebih, jumlah narkoba jenis sabu-sabu yang diamankan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) cukup besar, yaitu 862 kilogram.

SIMAK: Gembong Narkoba Wong Chi Ping Divonis Mati, Bagaimana Nasib 5 Kawannya?

Hal yang memberatkan kedua, kejahatan yang dilakukan Wong Chi Ping merupakan kejahatan transnasional. Ini merujuk pada Konvensi PBB tentang pemberantasan peredaran gelap narkoba dan psikotropika.

Konvensi itu diratifikasi oleh pemerintah Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1997. Karena itu, upaya pemberantasan narkoba, katanya, harus dilakukan sungguh-sungguh.

Poin memberatkan terakhir, Wong Chi Ping pernah menyelundupkan narkoba dari Ahyi, penyuplai narkoba dari Tiongkok, sebanyak tiga kali. "Sebelumnya pada Juli 2011 dan Mei 2014. Namun gagal," tutur Arifin.

Hakim menjelaskan tidak ada poin yang meringankan Wong Chi Ping. Hakim memerintahkan barang bukti yang disita negara berupa mobil Daihatsu Luxio dan Granmax, sepeda motor, dan kapal laut KM 6633 dimusnahkan oleh negara.

Wong Chi Ping dan delapan anggota komplotannya dijatuhi hukuman yang beragam, mulai dari kurungan penjara puluhan tahun sampai dengan hukuman mati.

Mereka ditangkap BNN pada Januari 2015 di Lotte Mart, Kalideres, Jakarta Barat. Saat itu, ditemukan narkoba jenis sabu-sabu seberat 862 kilogram yang dimasukkan ke dalam 42 karung kopi.


DIKO OKTARA





Advertising
Advertising

Berita terkait

Polri Ungkap Rencana Upaya TPPU Terhadap Istri Fredy Pratama, Kerja Sama 4 Negara Tangkap Gembong Narkoba

1 hari lalu

Polri Ungkap Rencana Upaya TPPU Terhadap Istri Fredy Pratama, Kerja Sama 4 Negara Tangkap Gembong Narkoba

Polri mengadakan kerja sama antarnegara untuk menangkap bandar Narkoba Fredy Pratama.

Baca Selengkapnya

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba Sejak September 2023

1 hari lalu

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba Sejak September 2023

Polisi juga telah menangani 10 kasus narkoba menonjol sejak 14 Maret hingga 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Ancaman Polri kepada Personel yang Terbukti Gunakan Narkoba

1 hari lalu

Ancaman Polri kepada Personel yang Terbukti Gunakan Narkoba

Polri bakal langsung memecat anggota kepolisian yang terbukti mengkonsumsi narkoba.

Baca Selengkapnya

Polres Metro Jakarta Barat Sita 5,1 Kilogram Narkoba Jenis Sabu Sejak Maret-April 2024

3 hari lalu

Polres Metro Jakarta Barat Sita 5,1 Kilogram Narkoba Jenis Sabu Sejak Maret-April 2024

Dari total sabu yang berhasil diamankan, Polres Metro Jakarta Barat berhasil menyelamatkan sebanyak 51.480 jiwa dari dampak buruk narkoba.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Narkoba di Bali, 3 WNA Ditangkap

3 hari lalu

Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Narkoba di Bali, 3 WNA Ditangkap

Polisi kembali membongkar pabrik narkoba.

Baca Selengkapnya

Polisi Masih Buru Penyuplai Narkoba Rio Reifan

4 hari lalu

Polisi Masih Buru Penyuplai Narkoba Rio Reifan

Polisi telah memasukkan BB penyuplai narkoba ke Rio Reifan sebagai DPO.

Baca Selengkapnya

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

5 hari lalu

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

Polisi tak akan melepas Rio Reifan untuk menjalani rehabilitasi karena sudah lima kali terjerat kasus narkoba.

Baca Selengkapnya

Alasan Pengadilan Negeri Solo Tolak Gugatan Wanprestasi Almas Tsaqibbirru terhadap Gibran

5 hari lalu

Alasan Pengadilan Negeri Solo Tolak Gugatan Wanprestasi Almas Tsaqibbirru terhadap Gibran

Putusan Majelis Hakim itu diambil dengan pertimbangan dan pendapat bahwa gugatan yang diajukan Almas terhadap Gibran bersifat Vexatious Litigation.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

5 hari lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

6 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya