DPRD Jakarta: Ada yang Masukkan Data Liar ke e-Budgeting

Reporter

Minggu, 22 November 2015 04:19 WIB

Suasana kisruh saat rapat Mediasi dan Klarifikasi Mengenai Evaluasi RAPERDA/APBD DKI Jakarta Tahun Anggaran 2015 di Kantor Kemendagri, Jakarta, 5 Maret 2015. Tempo/M IQBAL ICHSAN

TEMPO.CO, Jakarta - Rapat antara Pemerintah Provinsi Jakarta dan DPRD membahas Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (PPAS) 2016 ditunda hingga Senin, 23 November 2015.

Rencananya, rapat Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TPAD) dan Tim Badan Anggaran (Banggar) DPRD dilakukan pada Sabtu, 21 November 2015. "Ada perbedaan jumlah anggaran untuk sebuah dinas," kata Wakil Ketua Badan Anggaran Triwisaksana di Gedung DPRD pada Sabtu, 21 November 2015.

Tri mengatakan perbedaan anggaran ditemukan dalam anggaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta. "Ada perbedaan dalam data yang diserahkan ke tim Banggar dan dalam data e-budgeting," katanya.

Tim Banggar tengah menunggu penjelasan dari TPAD . "Harus dijelaskan dulu. Jika tidak, nanti anggaran KUA-PPAS bisa liar," katanya. Ia mengaku akan berkonsultasi dengan Kementrian Dalam Negeri terkait penemuan tersebut.

Menurut Tri, perbedaan tersebut kemungkinan disebabkan karena adanya data liar yang dimasukkan ke dalam sistem anggaran. "Ditengarai ada pihak tertentu yang meng-entry ke dalam sistem e-budgeting tanpa persetujuan bersama Banggar dan TAPD," katanya.

Disebut oknum karena ketika rapat, tidak ada pihak yang bisa menjelaskan penyebab perbedaan jumlah anggaran. Anggota Tim Banggar, Prabowo Soenirman, mengatakan Dinas Pariwisata sendiri tidak dapat menjelaskan. "Bappeda enggak tahu. Bu Tuti bingung. Pak Sekda bingung," katanya.

Terkait dengan peristiwa tersebut, Tim Banggar sudah melayangkan protes keras kepada Sekretaris Daerah. Tri mengatakan penundaan ini berpengaruh kepada target tim Banggar yang rencananya akan mengesahkan KUA dan PPAS pada Senin mendatang.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Tutty Kusumawati mengatakan perbedaan anggaran terjadi karena adanya perubahan dalam anggaran. Menurut dia, banyak SKPD yang meminta anggaran lebih.

Oleh sebab itu, pihak eksekutif tengah melakukan proses pemeriksaan. "Kami sudah meminta waktu atas nama TAPD untuk merapihkan data dalam e-planning," katanya. Nantinya, data tersebut akan dijadikan dasar untuk mengajukan revisi KUA dan PPAS.

VINDRY FLORENTIN


Berita terkait

Wacana MRT di Tangsel, Benyamin Angkat Tangan Jika Gunakan Anggaran Pemda

7 hari lalu

Wacana MRT di Tangsel, Benyamin Angkat Tangan Jika Gunakan Anggaran Pemda

Wacana pembangunan MRT kembali mencuat setelah sebelumnya proyek tersebut merupakan usulan dari Pemkot Tangsel pada beberapa tahun lalu.

Baca Selengkapnya

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

18 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Dua Anggota DPRD Maluku Tengah Mengamuk karena Dana Pokir Belum Cair, Dana Apakah Itu?

23 hari lalu

Dua Anggota DPRD Maluku Tengah Mengamuk karena Dana Pokir Belum Cair, Dana Apakah Itu?

Dua anggota DPRD Maluku Tengah berinisial MDM dan FT mengamuk dengan memecahkan kaca kantor dewan, karena dana pokir belum cair. Apakah itu?

Baca Selengkapnya

Jelang Pilkada 2024, Kemendagri Minta Daerah Persiapkan Sejumlah Hal Ini

54 hari lalu

Jelang Pilkada 2024, Kemendagri Minta Daerah Persiapkan Sejumlah Hal Ini

Kemendagri meminta daerah memastikan persiapan, mulai dari ketersediaan biaya hingga penanganan pelanggaran dan sengketa hasil Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

54 hari lalu

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?

Baca Selengkapnya

APBD Tabalong Meningkat menjadi Rp3 Triliun

18 Februari 2024

APBD Tabalong Meningkat menjadi Rp3 Triliun

Bupati Tabalong, Kalimantan Selatan, Anang Syakhfiani, mengumumkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2024 kabupaten setempat mendapatkan tambahan dana dari bagi hasil, meningkatkan total APBD menjadi Rp3 triliun.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

16 Februari 2024

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

Pengolahan sampah berbasis reduce-reuse-recycle atau yang populer disebut TPS 3R bisa mengolah sekitar 50 ton sampah per hari.

Baca Selengkapnya

5 Poin Anies Baswedan Saat Debat Capres Soal Bansos, Jangan Bagikan di Pinggir Jalan

7 Februari 2024

5 Poin Anies Baswedan Saat Debat Capres Soal Bansos, Jangan Bagikan di Pinggir Jalan

Setidaknya ada 5 poin Anies Baswedan bahas bansos saat debat capres lalu. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan: Pemberian Bansos Harus Disebut Atas Nama Negara, Begini Penetapan Bantuan Sosial

6 Februari 2024

Anies Baswedan: Pemberian Bansos Harus Disebut Atas Nama Negara, Begini Penetapan Bantuan Sosial

Anies Baswedan menyebut penyaluran bansos harus disebut dana dari negara karena berasal dari APBN/APBD. Ia melakukan saat jadi Gubernur DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md cerita Seorang Bekas Ketua DPRD Diperas karena Tersandera Kasus Korupsi APBD

20 Januari 2024

Mahfud Md cerita Seorang Bekas Ketua DPRD Diperas karena Tersandera Kasus Korupsi APBD

Mahfud Md menyebut aparat itu memeras dengan janji tidak akan ditetapkan menjadi tersangka atas dugaan korupsi APBD.

Baca Selengkapnya