Audiensi DPRD DKI Jakarta dengan BPK mengenai audit lahan RS Sumber Waras, di Gedung BPK, Jakarta, 2 November 2015. TEMPO/Inge Klara
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama hari ini, Senin, 23 November 2015, memenuhi panggilan Badan Pemeriksa Keuangan perihal pembelian lahan Sumber Waras, Jakarta Barat. Namun ada pemandangan tak lazim dari Ahok.
Ahok bersama beberapa pengawalnya turun di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat untuk selanjutnya berjalan kaki ke gedung BPK dengan menyeberangi jembatan. Hal ini karena kondisi jalan yang macet dan tidak memungkinkan untuk berputar arah. Kondisi ini sontak menjadi perhatian sebagian besar pengguna jalan di sekitar Senayan dan Gatot Subroto.
Agenda Ahok hari ini di BPK adalah memberikan keterangan tentang pembentukan keputusan membeli lahan RS Sumber Waras. Sebelumnya, dia menuturkan akan menyerahkan dua bukti video rapat yang menyinggung perihal pembelian lahan tersebut. "Kami memberikan video rapim kami, bagaimana kami membuat putusan," kata Ahok, Minggu kemarin.
Saat itu Ahok mengaku akan menjelaskan masalah tanggal pembayaran tanah yang berbeda. "Supaya dia mengerti kenapa kami bayarnya tanggal belasan, kenapa dulu bilangnya tanggal 15 terus perpanjang," ucapnya.
Menurut dia, penentuan tanggal tersebut dimaksudkan untuk mendisiplinkan pegawai. Sama prinsipnya dengan konstruksi, pengerjaan bisa saja diselesaikan pada tanggal 31 tepat atau diperpanjang jika memang belum rampung.
Ahok juga akan menjelaskan masalah tidak konsisten yang ditujukan kepadanya. Ahok dinilai tidak konsisten karena peruntukkan rumah sakit berubah menjadi rumah sakit kanker saja. Padahal, awalnya Ahok menuturkan RS Sumber Waras akan menjadi pusat jantung dan kanker.
Ahok mengakui rencananya berubah. Sebab, pasien jantung perlu mendapatkan penanganan yang cepat. Penempatan di satu titik dinilai percuma.
"Kalau kena jantung, enggak boleh lolos lebih dari 12 jam," tutur Ahok, yang mengaku sudah bertemu dengan perwakilan RS Jantung. Akhirnya diputuskan bahwa pusat penanganan jantung disebar di berbagai daerah demi kecepatan. "Ada di Tarakan dan Cengkareng. Nanti di Pasar Minggu juga ada," katanya.
Karena itu, ia memilih memusatkan kanker di RS Sumber Waras. Pasalnya, kebutuhan rumah sakit paling tinggi di Jakarta adalah rumah sakit jantung dan kanker. "Bukan enggak konsisten, itu suatu pertimbangan teknis," ucapnya.
Ahok tetap pada pendiriannya bahwa tidak ada kesalahan dalam pembelian lahan RS Sumber Waras. "Karena anggaran pembelian lahan RS Sumber Waras sudah masuk ke dalam KUA-PPAS walau tidak ada angka uang," ujarnya.