BPK Serahkan Audit Investigasi Sumber Waras ke KPK Besok  

Reporter

Minggu, 6 Desember 2015 11:57 WIB

Massa Ampera membawa spanduk bergambar Ahok dalam unjuk rasa di depan gedung KPK, Jakarta, 26 November 2015. Senin lalu, Ahok telah diperiksa selama sembilan jam oleh BPK mengenai pembelian sebagian lahan Rumah Sakit Sumber Waras. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Prabowo Soenirman, mendengar informasi bahwa Badan Pemeriksa Keuangan berencana melaporkan hasil audit investigasi pembelian lahan milik Yayasan Kesejahteraan Sumber Waras ke Komisi Pemberantasan Korupsi, Senin besok. "Katanya besok," ujarnya saat dihubungi, Ahad, 6 Desember 2015.

Karena itu, ia bersama anggota DPRD lain yang tergabung dalam panitia khusus aset Jakarta akan mengawal penyerahan hasil audit investigasi tersebut. Bukan hanya dari Dewan, Prabowo mengatakan banyak tokoh yang ikut dalam penyerahan hasil investigasi BPK tentang pembelian lahan seluas 3,6 hektare di Grogol, Jakarta Barat, itu oleh pemerintah Jakarta.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama Internasional BPK Yudi Ramdan Budiman membenarkan bahwa BPK akan menyerahkan hasil auditnya Senin besok. "Rencananya, kami akan serahkan sekitar pukul 10.00," ujarnya. Dengan alasan rahasia, ia tak menjelaskan hasil audit investigasi pembelian lahan Sumber Waras itu.

Audit investigasi soal pengadaan lahan milik Sumber Waras ini atas permintaan KPK pada Agustus lalu. Ketika itu, banyak lembaga swadaya masyarakat melaporkan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ke KPK karena dianggap bertanggung jawab dalam pembelian lahan itu. Laporan masyarakat ini juga didasari audit BPK atas laporan keuangan 2014.

Dalam audit itu, BPK menilai pembelian lahan yang bersertifikat hak guna bangunan itu telah merugikan daerah sebesar Rp 191 miliar. Selain itu, Badan menyebutkan ada potensi kerugian sebesar Rp 484 miliar karena lahan yang dibeli pemerintah lebih mahal dibanding harga tanah lain di sekitarnya.

Bukan hanya itu, menurut BPK dalam laporannya, lokasi lahan yang dibeli pemerintah Jakarta tidak strategis, bukan di Jalan Kyai Tapa, yang merupakan jalan utama, melainkan di Jalan Tomang Utara. Aksesnya pun, kata BPK, hanya satu, yaitu melalui tanah milik Yayasan Sumber Waras yang kini tengah bersengketa dengan Perhimpunan Sosial Candra Naya. “Sulit dijangkau dan rawan macet,” kata BPK dalam laporannya.

ERWAN HERMAWAN

Berita terkait

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

3 hari lalu

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

Manajemen BRIN angkat bicara soal adanya perintah pengosongan rumah dinas di Puspitek, Serpong, Tangerang Selatan.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK

38 hari lalu

Anggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK

Program rice cooker gratis merupakan proyek hibah untuk rumah tangga yang diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Maksud PUPR Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Kereta Ekonomi Generasi Baru

41 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Maksud PUPR Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Kereta Ekonomi Generasi Baru

Berita terpopuler ekonomi bisnis sepanjang Jumat, 22 Maret 2024 yakni maksud PUPR sebut pembangunan IKN gerudukan dan was-was diperiksa BPK.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo Pernah Janji Bangun 3 Juta Rumah Gratis untuk Masyarakat, BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN Sejak 2022

42 hari lalu

Terkini: Prabowo Pernah Janji Bangun 3 Juta Rumah Gratis untuk Masyarakat, BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN Sejak 2022

KPU menyatakan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN sejak 2022, Ini Hasilnya

42 hari lalu

BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN sejak 2022, Ini Hasilnya

Pembangunan IKN di Kalimantan Timur yang dilakukan besar-besaran dan berkejaran dengan waktu,

Baca Selengkapnya

Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

42 hari lalu

Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

Direktur Bina Penataan Bangunan Kementerian PUPR Cakra Nagara mengatakan pembangunan IKN dilakukan gerudukan dan khawatir dengan pemeriksaan BPK.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di IKN Telan Biaya Rp 68 Triliun, PUPR Mengaku Was-was dengan Audit BPK

42 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di IKN Telan Biaya Rp 68 Triliun, PUPR Mengaku Was-was dengan Audit BPK

Kementerian PUPR mengaku was-was dengan audit Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) soal pembangungan Ibu Kota Nusantara atau IKN.

Baca Selengkapnya

PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Apa Maksudnya?

42 hari lalu

PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Apa Maksudnya?

Direktur Bina Penataan Bangunan, PUPR, mengatakan pembangunan IKN dilakukan secara gerudukan dan khawatir dengan pemeriksaan BPK.

Baca Selengkapnya

Kasus Suap Audit di Sorong, KPK Limpahkan Berkas Perkara Tiga Pejabat BPK ke Pengadilan Tipikor

43 hari lalu

Kasus Suap Audit di Sorong, KPK Limpahkan Berkas Perkara Tiga Pejabat BPK ke Pengadilan Tipikor

KPK telah melimpahkan berkas perkara tiga pejabat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Papua Barat selaku penerima suap

Baca Selengkapnya

Menteri Sri Mulyani Laporkan Dugaan Korupsi Rp2,5 T di LPEI ke Jaksa Agung, Lembaga Apa Itu?

46 hari lalu

Menteri Sri Mulyani Laporkan Dugaan Korupsi Rp2,5 T di LPEI ke Jaksa Agung, Lembaga Apa Itu?

Menkeu Sri Mulyani menyerahkan laporan dugaan tindak pidana korupsi senilai Rp 2,5 triliun terkait penggunaan dana pada LPEI ke Jaksa Agung.

Baca Selengkapnya