TEMPO Interaktif, Jakarta:Uang Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar 300 ribu rupiah ternyata tidak terlalu banyak artinya bagi warga miskin. Kebanyakan warga miskin menghabiskan uang tersebut dalam waktu sekejap. Padahal sedianya uang yang dibagikan per triwulan itu dapat menunjang kebutuhan selama 3 bulan. "Buat belanja persediaan kebutuhan pokok sama nambahin modal, langsung habis dalam sehari,"kata Nendah (30) warga Kampung Melayu Nendah selama ini menggantungkan hidupnya kepada suaminya, Hamidi (38). Hamidi bermatapencaharian sebagai pedagang peralatan rumah tangga di trotoar pasar Jatinegara. Dalam sehari Hamidi hanya bisa membawa pulang uang Rp 10 ribu hingga 30 ribu. "Kalau hujan sering tidak dapat uang sama sekali,"kata ibu 3 anak itu.Dengan penghasilan suaminya yang minim, Nendah mengaku masih dapat memberi makan anak-anaknya tiga kali sehari. Untuk mengirit pengeluaran ia dan suaminya hanya makan sekali supaya anak-anaknya bisa makan tiga kali. Selain itu, Hamidi juga selalu berjalan kaki ketempatnya berdagang yang berjarak sekitar 3 kilometer. "Kalau naik angkot mahal, jadi bapaknya pulang pergi jalan kaki,"kata pemilik rumah ukuran 2x3 meter itu. Mimin Mintarsih (40), nasibnya juga tidak banyak berbeda dengan Nendah. Ibu empat anak yang baru ditinggal mati suaminya selama setahun itu menyatakan bahwa bantuan tunai dari pemerintah habis dipakai untuk membayar hutang dan kebutuhan pokok. "Habis dalam sehari buat bayar hutang sama beli beras,"kata Mimin. Begitupun Juairiyah (34), uang bantuan tunai yang ia terima awal Januari lalu habis terpakai untuk membiayai kelahiran anaknya yang keempat. "Pas banget 300 ribu buat bayar dukun anak,"katanya sambil menyusui anaknya yang masih berumur enam hari. Penghasilan suaminya sebagai tukang reparasi elektronik hanya mampu memberi makan anaknya 2 kali sehari. Menurut ketua Rukun Tetangga (RT) 06, Kamaludin, selain Nendah, Mimin, dan Juairiyah, masih ada 11 warga di RT nya yang menerima bantuan langsung dari pemerintah. Namun ia mengaku masih bingung tentang standar orang miskin yang ditetapkan pemerintah. "Ada yang memang layak menerima, tapi ada juga yang ikut dapat bantuan padahal uangnya banyak,"katanya.Kikid