Polisi Larang Acara #50Tahun1965, DKJ Berkukuh Melanjutkan

Reporter

Editor

Anton Septian

Rabu, 9 Desember 2015 01:32 WIB

Pengunjung mengamati foto-foto korban 1965 yang dipamerkan di Museum Temporer Rekoleksi Memori, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 7 Desember 2015. Museum ini buka hingga 12 Desember mendatang. ANTARA/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Irawan Karseno mengatakan tetap melanjutkan acara Album Keluarga: #50Tahun1965 sesuai rencana program Komite Teater DKJ, meski acara tersebut sudah dilarang oleh Kepolisian Republik Indonesia Daerah Metro Jaya. "Hal ini untuk menghormati Polda Metro Jaya, acara diskusi akan diganti dengan konferensi pers namun kegiatan Album Keluarga: #50Tahun1965 tetap dilanjutkan," ujar Irawan Karseno, Selasa, 8 Desember 2015.

Irwan menegaskan tidak bersedia tunduk pada segala macam bentuk represi negara. "Jika tunduk dari kesewengan-wenangan, DKJ akan dikutuk sejarah dan masa depan," ujar Irawan. Irwan menambahkan DKJ meminta negara menghentikan intervensi ke dalam Taman Ismail Marzuki dan mengembalikan fungsinya untuk berkarya.

"Kami menyerukan perlawanan dan akan melakukan upaya hukum, dan mengajak semua golongan masyarakat untuk bersatu menghentikan berbagai pelarangan kegiatan kesenian dan segala bentuk kebebasan ekspresi," ujar Irawan.

Senin, 7 Desember 2015, DKJ menerima surat pelarangan dari Polda Metro Jaya untuk menggelar acara diskusi dan pembacaan naskah drama Album Keluarga: #50 Tahun 1965 yang rencananya diadakan di halaman Teater Kecil Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat. Dalam surat yang dikeluarkan Kepolisian Daerah Metro Jaya Nomor B/19811/XII/2015/Datro itu dinyatakan bahwa pelarangan atas dasar adanya protes dari Keluarga Besar Teater Jakarta Peduli FTJ. Selain itu ada kekhawatiran terjadi bentrok akibat ada rencana unjuk rasa dari kelompok tersebut.

Project Officer Festival Teater Jakarta (FTJ), Malhamang Zamzam, memprotes pelarangan tersebut. "Aneh juga sih, demo biasa aja, kami punya hak bicara. Gagal karena demo hal biasa, tapi kalau pelarangan itu yang saya tidak paham," kata Zamzam saat dihubungi, Selasa, 8 Desember 2015.

Menurut Zamzam, mungkin ada ketakutan bahwa pembacaan naskah tersebut dihubungkan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Namun ia menuturkan bahwa acara tersebut hanya workshop penulisan drama sejarah berdasarkan arsip maupun riset, yang dibawakan sepuluh penulis naskah. "Ini tema saja, tentang kemanusiaan, kan 50 tahun 1965. Komnas HAM buat wacana kayak gitu di mana-mana," ujarnya

Ini adalah pertama kali ada larangan penyelenggaraan kegiatan kesenian atau sastra di TIM.

ARIEF HIDAYAT

Berita terkait

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

29 November 2023

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

Kostrad merupakan salah satu pasukan elit yang dimiliki TNI AD. Begini sejarah pasukan ini.

Baca Selengkapnya

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

20 November 2023

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

ANRI kumpulkan 300 arsip Sukarno, di antaranya surat cinta untuk Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Dewan Kesenian Jakarta Gelar JICON 2023

15 November 2023

Dewan Kesenian Jakarta Gelar JICON 2023

Jakarta International Contemporary Dance Festival (JICON) adalah sebuah festival tari yang diprakarsai oleh Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

30 September 2023

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

Film Pengkhianatan G30S/PKI pernah menjadi film wajib tayang dan tonton bagi siswa seluruh Indonesia. Sejak kapan tak lagi diwajibkan?

Baca Selengkapnya

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

30 September 2023

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

Begini sikap pemerintah terhadap korban pasca G30S 1965. Mahfud Md dan Menkumham Yasonna Laoly memberikan peluang repatriasi.

Baca Selengkapnya

Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

29 September 2023

Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

Berbagai versi muncul menjadi latar terjadinya peristiwa G30S yang masa orde disebut G30S/PKI. Salah satunya adanya dokumen Gilchrist. Apa isinya?

Baca Selengkapnya

Pendiri EKI Dance Company, Rusdy Rukmarata Meninggal, Gigih Berkarya dalam Perawatan Stroke

19 April 2023

Pendiri EKI Dance Company, Rusdy Rukmarata Meninggal, Gigih Berkarya dalam Perawatan Stroke

Serangan stroke yang dialami Rusdy Rukmarata tidak menyurutkan keinginannya berhenti mengkreografi dan menyutradarai pertunjukan Ken Dedes Musikal.

Baca Selengkapnya

Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

9 Maret 2023

Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

Kostrad mempercayakan Pasukan Tengkorak untuk menangani Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Berikut profil salah satu pasukan elite TNI itu.

Baca Selengkapnya

Dewan Kesenian Jakarta Bantah Ada Kerusuhan dalam Musyawarah Kesenian di TIM

1 November 2022

Dewan Kesenian Jakarta Bantah Ada Kerusuhan dalam Musyawarah Kesenian di TIM

Ketua Pengurus Harian Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Danton menyebut kegiatan ini adalah musyawarah pertama berdasarkan Pergub Nomor 4 Tahun 2020.

Baca Selengkapnya

Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

27 Oktober 2022

Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

Masyarakat Kesenian Jakarta (MKJ) menilai musyawarah yang akan dilakukan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tidak sesuai dengan Pergub DKI

Baca Selengkapnya